Eksistensi Komoditas Unggulan Maluku Utara
By: Irawan Abae
Wacana ekonomi akhir akhir ini menjadi perbincangan yang sangat serius dan manarik untuk di diskusikan bagi para mahasiswa dan akademisi ekonomi. Kemiskinan, penggangguran, Inflasi dan ketimpangan pembangunan merupakan penyakit-penyakit ekonomi yang harus di sembuhkan atau di obati oleh pemerintah dalam berbagai kebijakannya.
Keberadaan komoditas unggulan sangat penting bagi para pemangku kebijakan terumata daerah yang kaya akan keaneka ragaman komoditas dan sumber daya alam, kenapa demikian? Sebab dalam beberapa literatur perencanaan pembangunan ekonomi daerah di perlukan menentukan komuditas unggulannya, sebagai promotor penggerak perekonomian daerah.
Apa Itu Komoditas Unggulan Dan Kriteria Komoditas Sebegai Persyarat Untu Menjadi Komoditas Unggulan.
Menurut Badan Litbang Pertanian dalam Panduan Umum Pelaksanaan Pengkajian dan Program Informasi, Komunikasi, dan Desiminasi BPTP (2003), komoditas unggulan merupakan komoditas andalan yang memiliki posisi strategis untuk dikembangkan berdasarkan pertimbangan dari segala aspek. Sehingga komoditas unggulan adalah jenis komoditas yang memiliki keunggulan berupa hasil produksi yang besar, permintaan yang besar, dan juga nilai yang tinggi baik di pasar nasional maupun internasional.
Pertama, komoditas tersebut harus mampu menjadi penggerak utama pembangunan ekonomi daerah. Komoditas tersebut harus mampu memberikan kontribusi yang signifikan pada peningkatan produksi, pendapatan daerah, lapangan kerja serta mangatasi jumlah kemiskinan. Contohnya beras di Sulawesi Selatan, Jagung di Gorontalo dan Kakao di Sulawesi Tenggara.
Kedua, dapat bertahan dalam jangka waktu panjang, dari fase kelahiran, tertumbuhan hingga fase kejenuhan atau penurunan. Jika komoditas unggulan yang satu memasuki tahap kejenuhan atau penurunan maka komoditas unggulan lainnya harus mampu menggantikannya. Ketiga, komuditas tersebut tidak rentang terhadap gejolak eksternal dan internal.
Bagaimana keberadan komoditas unggulan Maluku Utara
Memori masah lampau tidak akan pernah hilang dalam pikiran kita, aroma rempah-rempah seperti Pala dan Cengkeh telah menembus Benua Eropa Bahkan semenanjung Afrika, dua komoditas unggulan ini menjadi primadona di mata orang-orang Eropa bahkan menjadi komoditas yang paling di incar di perdagangan Internasional atau bangsa-bangsa pada abad 13 sampai kedatang orang Eropa pada tahun 1512 M.
Lalu apakah Pala dan Cengkeh masih menjadi komoditas unggulan? Nyatanya tidak, produksi cengkeh masih di pegang oleh provinsi tetangga kita yaitu Maluku dan Sulawesi, maluku utara hanya menerima catatan sejarahnya saja dan Ternyata sampai saat ini provinsi Maluku Utara termasuk daerah yang masih bingung dalam menetapkan komoditas unggulannya. Padahal tanpa harus membuka mata, provinsi ini sangat kaya dengan ragam jenis komoditas unggulan yang dapat dikembangkan.
Begitu banyak komuditas yang berpotensi menjadi komoditas unggulan, sudah seharusnya pemerintah dalam hal ini dinas terkait perlu menentukan atau memprioritaskan komoditas apa yang harus di kembangkan dan menjadi tulang punggung perekonomian daerah agar pembangunannya terarah dengan baik dan tepat sasaran.
Maluku Utara seharusnya bangkit dan mandiri dalam mengurus perokonomian daerah, aggar tidak bergantung pada daerah lain, dan bila perlu kita menjadi daerah pengekspor untuk kebutuhan daerah lain, dan menjadi macan perekonomian timur Indonesia dan tidak menghilangkan budaya dan tradisional daerah.