Miskin Kepekaan, ISMEI Mati di Tangan Badan Pimpinan
Oleh : Muamar Usman
Sekertaris ISMEI Wilayah IX
Hampir tiga tahun telah berlalu dunia global diterpa oleh pandemi covid-19. Domino Effect yang di ciptakan oleh pandemi tersebut masi dirasakan sampai dengan saat ini. Dampak negatif secara ekonomi, sosial, cultural dan cara pandangan manusia mulai mengalami perubahan yang sangat signifikan. Pandemi juga menjadi satu alasan megapa saat ini klas rasional mulai tergeser idealismenya dari yang dulunya sering berkoar-koar dalam mengumandangkan sajak-sajak perlawanan dan ide-ide progresif menjadi mati tanpa ada lagi aktifitas produktif dan menghasilkan kontribusi perubahan untuk negri ini.
Komunitas dan organisasi atapun sekelompok orang yang terorgasisrlah yang dimaksud penulis dengan kelas rasional di atas. Kekritisan pikiran dan ide-ide brilian yang terkonsepkan secara matang tidak lagi ditunjukan maupun dilaksanakan yang membuat klas rasional bak mati di telan samudera yang ganas. Akibat dari hal tersebut berkembanglah satu pertanyaan besar di pikiran penulis saat ini hingga melahirkan tulisan yang sedang baca kali ini. Bagaimana bisa bangsa ini berkembang dan cerdas jika generasi yang terorganisir dan secara sadar paham akan kondisi bangsa saat ini tidak lagi malakukan apa-apa..?.
Ikatan Senat mahasiswa Ekonomi Indoneisa (ISMEI) menjadi salah satu organisasi yang dalam hal ini mengalami kondisi seperti apa yang penulis jabarkan diatas. Realita sosial ISMEI saat ini sangat jauh dari apa yang diharapkan. Bahwa ISMEI dalam hal ini beriringan dengan berkembangnya zaman sudah seharusnya bisa merevolusikan pengetahuan ekonomi berdasarka realitassosial ekonomi saat ini agar bisa bersading dengan kebijakan yang diambil pemerintah atau bahkan menjadi argumen pesaing untuk menilai baik buruknya kebijakan dari pemerintah pusat hinga daerah dalam bidang ekonomi saat ini.
Tetapi hal itu bernasib buruk, realitas tak semanis harapan. Ismei yang terorganisir dan dipimpin oleh lima orang sebagai Badan Pimpinan (BP) sampai dengan saat ini tidak bisa memberikan pikiran ataupun ide yang segar dibidang ekonomi untuk pemerintah dari pusat hingga daerah. Kepekaan terhadap realitas sosial ekonomi menjadi hal yang hilang di tubuh BP ISMEI saat ini. Organisasi yang hampir mengorganisir seluruh mahasiswa ekonomi di seluruh Indonesia ini hanya bisa menjadi penonton diera banjirnya kasus-kasus yang menghantam perekonomian Indonesia saat ini. Bagaimana tidak problem tentang meningkatnya utang negara, rusaknya alam akibat aktifitas ekonomi yang tidak terkontrol, sampai dengan kasus pajak yang baru-baru ini menjadi pembahasan yang sedang hangat dibicarakan sama sekali tidak ditanggapi oleh ISMEI.
Realitas sosial harusnya menjadi cambuk bagi ISMEI agar bisa mengontribusikan pikiranya untuk membangun bangsa. Identitas Sebagai seorang Mahasiswa Ekonomi harusnya menjadi tanggung jawab etik bagi seluruh angota ISMEI saat ini yang berada diseluruh penjuru Indonesia. Kemudian Badan Pimpinan lah yang harusnya bertanggung jawab penuh akan kondisi ISMEI saat ini. Maka dari itu saya sebagai Sekertaris ISMEI Wilayah IX mengecam dan mendesak kepada seluruh BP agar segera mengaktifkan kembali pikiran ISMEI yang sudah diredupkan sejak setelah dilatik dan kemudian bertanggung jawab atas hasil-hasil rakernas ISMEI periode 2021-2023 yang secara sah telah ditetapkan di Universita Islam Indonesia Yogyakarta.