TIMURPOST.com,JAKARTA–Kemajuan teknologi digital telah membawa kemudahan pada segala aspek kehidupan, salah satunya dalam mencari informasi dan penyampaian aspirasi. Masifnya kemajuan tersebut telah membuat banyak sekali informasi muncul pada beranda platform digital.
H. Bachrudin Nasori, S.Si., M.M selaku Anggota Komisi I DPR RI mengatakan bahwa penyampaian aspirasi di ruang digital sangat mudah dilakukan oleh berbagai lapisan masyarakat.
“Aspirasi yang disampaikan akan menjadi suara yang akan dipertimbangkan oleh para pihak yang berwenang dan menjadi suatu gebrakan perkembangan negara yang lebih baik,” kata Bachrudin selaku narasumber pada Seminar Merajut Nusantara yang diselenggarakan oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kemkominfo RI dengan tema ‘Pemanfaatan Ruang Digital Sebagai Wadah Penyaluran Aspirasi Masyarakat’ secara virtual. Jakarta (15/05/2023).
Penetrasi internet di Indonesia telah mencapai 78,19 persen pada 2023 atau menembus 215.626.156 jiwa dari total populasi yang sebesar 275.773.901 jiwa.
“Melihat data tersebut diharapkan masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Kabupaten Brebes, Kabupaten dan Kota Tegal dapat memanfaatkan internet dengan optimal dan bijak, khususnya dalam menyampaikan aspirasi di ruang digital,” kata Bachrudin.
Menurutnya, memasuki tahun politik pada 2024 Indonesia akan bersiap-siap menghadapi pemilu presiden dan pemilu legislatif. Ruang digital menjadi salah satu wadah yang paling mudah dalam mencari informasi pilihan calon presiden atau calon wakil rakyat negara ini.
“Meskipun begitu, masyarakat juga perlu mewaspadai berita hoax yang sering kali menghiasi masa-masa tahun politik,” ujar Bachrudin.
Oleh karena itu ia berharap agar masyarakat dapat meningkatkan literasi digital dan dapat berpikir kritis ketika menemui informasi-informasi yang bertaburan di dunia digital.
Sementara itu narasumber berikutnya, Ketua Dewan Pakar ISKI, Yuliandre Darwis, Ph.D menyampaikan bahwa kemudahan teknologi digital telah menciptakan pekerjaan baru, yaitu content creator dan influencer. Influencer lahir dari platform-platform digital seperti Instagram, Facebook, Youtube, dan TikTok.
“Terdapat sebanyak 7730 telah terdaftar sebagai creator setiap bulannya. Mayoritas Creator tersebut berasal dari generasi Z dan Milenial dimana masing-masingnya berjumlah 51,565 dan 45,3%,” sebut Yuliandre.
Ia menjelaskan bahwa content creator generasi milenial dan generasi Z mayoritas menjadi creator ekonomi yang akan menghasilkan uang melalui personal brand maupun konten. Adapun kategori konten yang mereka buat seperti lifestyle, fashion, beauty, dan travel.
“Saat ini media sosial dianggap sebagai alat diplomasi publik, demonstrasi yang terjadi saat ini sangat berbeda sekali dibandingkan pada era 90an,” ujarnya.
Kemajuan teknologi digital membuat suara publik sulit untuk dibungkam. Media sosial banyak digunakan generasi milenial dan generasi Z untuk melakukan kritik pada pemerintah. Dan masyarakat tidak harus memiliki jabatan apabila ingin menyampaikan aspirasi di ruang digital.
“Namun yang harus selalu diingat adalah etika dan adab dalam komunikasi merupakan hal penting yang harus diterapkan agar tidak terjadi perpecahan di Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tutup Ketua Dewan Pakar ISKI tersebut.
Sementara itu narasumber terakhir, H. Sabilillah Ardie, B.Sc selaku Wakil Bupati Tegal mengatakan bahwa saat ini Tegal sedang mengalami bonus demografi, dimana usia penduduk dimayoritaskan oleh penduduk dengan usia produktif.
Menurutnya, kemajuan teknologi digital saat ini sangat dimanfaatkan oleh para generasi muda untuk berinovasi dan memahami teknologi, khususnya dalam menyampaikan aspirasi di ruang digital.
“Opini publik merupakan kekuatan pendorong dalam membentuk hasil politik, sosial, dan ekonomi,” kata Sabilillah.
Opini tersebut mempengaruhi keputusan penting yang akan mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari. Kemudian opini publik akan memberikan validasi untuk kebijakan, tindakan, dan keputusan.
“Penting untuk mempertimbangkan semua sudut pandang saat membuat keputusan berdasarkan informasi,” ujar Sabilillah.
Dalam akhir pemaparannya Wakil Bupati Tegal tersebut mengatakan bahwa memiliki pemahaman yang kuat dan dorongan opini publik dapat membantu mengurangi risiko sentimen publik negatif terhadap keputusan.