Oleh: Muhammad Hatta Abdan
Penulis Adalah Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Khairun Ternate
Dari dekade ke dekade perjuangan juga perlawanan mahasiswa dan rakyat terus terjadi, bahkan dalam sejarah dunia maupun Indonesia. Sejarah telah memperlihatkan dan membuktikan kepada kita bahwa betapa besarnya semangat para pejuang baik dari kalangan mahasiswa dan rakyat yang berjuang melawan penjajah maupun rezim negaranya sendiri. Kekuatan besar dan semangat besar untuk melakukan perlawanan pada sebuah kebijakan terus tersaji dalam barisan panjang yang dipimpin langsung oleh mereka yang terpukul atas apa yang dilakukan oleh penajaja maupun negaranya sendiri. Meski pun nanti intimidasi dan pemukulan bahkan penculikan akan terjadi pada mereka, tapi tekad dan juga niat untuk memperbaiki situasi dan kondisi demi kesejahteraan dan keadilan maka mereka pun terus berjuang dan berjuang. Umur panjang perjuangan merupakan sepenggal kalimat yang sering kali diucapkan oleh mereka yang meyakini bahwa perjuangan dan perlawanan untuk merdeka dan sejahtera tidak akan pernah mati dan hilang. Umur panjang perjuangan adalah kalimat yang sering digunakan oleh sekolompok kaum intelektual muda maupun tua dengan dasar harapannya adalah agar perjuangan dan perlawanan tetap hidup dan berlanjut ke generasi ke generasi hingga sampai negera dan bangsa ini benar-benar baik dalam segala sektor kehidupan yang menjamin rakyatnya dengan keadilan dan kesejahteraan yang merata.
Semangat perjuangan juga perlawanan dari mahasiswa dan rakyat sampai hari ini tidak pernah pupus atau pun redup sekali pun di tengah tumbuh pesatnya teknologi. Hingga kini perjuang mahasiswa dan rakyat masih terus berlanjut dan tentunya akan terus berlanjut disetiap masa ke masa jika masih ada pemimpin-pemimpin yang memimpin tidak memberikan kesejahteraan dan kemajuan bagi kehidupan rakyat dan malah dengan sebaliknya melanggar sumpah dan berbuat semena-mena yang hanya mementingkan kepentingan pribadi maupun kelompok. Umur perjuangan dari masa ke masa sampai kini masih stabil dan eksis digaris-garis perlawanan atas nama rakyat dan bangsa, apalagi peran dan tanggungjawab dari mahasiswa sebagai pemeran utama dibalik perjuangan ini selalu bermunculan dengan kesadaran yang besar. Hadir ketika kebijakan negera mempersulit rakyatnya sendiri, bersama dalam satu barisan dengan gagannya bersuara menolak segalah bentuk kebijakan negara yang secara jelas dapat membuat rakyat tersiksa. Mahasiswa sebagai penyambung lidah rakyat seperti apa yang dikatakan oleh Bung Karno, sampai kini kalimat itu masih tersimpan kuat dalam benak mahasiswa-mahasiswa di seluruh Indonesia, meski di sebagian mahasiswa kalimat ini hampir puna.
Gerakan dan perjuangan mahasiswa dalam sejarah hingga sampai detik ini telah membuktikan kepada kita semua bahwa umur daripada perjuangan ini masih panjang. Perjuangan mahasiswa dan rakyat di Indonesia telah dimulai sejak duluh lagi, gerakan mahasiswa dan rakyat di Indonesia dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pra-kemerdekaan dan pasca kemerdekaan. Dilansir dari Kompas yang di muat dalam tulisan yang di rilis oleh STIKI Indonesia dengan Judul Mengigat Gerakan Mahasiswa, Panjang Umur Perjuangan, gerakan mahasiswa dan pemuda pada tahap pra kemerdekaan ditandai dengan tiga fase sejarah. Pertama adalah dengan berdirinya Boedi Oetomo sebagai organisasi kepemudaan tahun 1908 dan disebut juga sebagai era perintis terhadap upaya menyadarkan pemuda kala itu. Dan pada fase kedua adalah peristiwa Sumpah Pemuda 1928 yang kemudian di kenal dengan era penggerak. Kesadaran bangsa ini kemudian diteruskan oleh tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan, seperti Soekarno dan Hatta, yang kemudian mengantarkan bangsa ini ke gerbang kemerdekaan pada 1945. Sementara pada tahapan pasca kemerdekaan yang di mulai pada era 1966 yang ditandai dengan lahirnya sejumlah organisasi kemahasiswaan ekstrakampus seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI). Organisasi-organisasi ini kemudian membentuk menjadi Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) yang kemudian turun ke jalan melawan dan menekan rezim Soekarno untuk membubrkan PKI.
Pada orde baru setelah jatuhnya Soekarno yang kemudian di ganti oleh Soeharto telah membuat ruang gerak mahasiswa untuk bersuara dan berekspresi sudah dibatasi dengan kebijakan Mendikbud Daoed Joesoef terkait Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi kemahasiswaan (KKN/BKK) sebagai tembok pembatas ruang gerak mahasiswa. Meski dengan begitu, perlawanan dan perjuangan mahasiswa masih tetap berlangsung dengan memanfaatkan Pers kampus sebagai media alternatif yang dikelolah secara mandiri pula oleh mahasiswa dan konten-konten yang di muat pun kebanyakan adalah oposan terhadap pemerintah orde baru. Puncaknya, krisis ekonomi terjadi yang menjadi pemicu lahirnya gerakan mahasiswa 1998 dengan turun ke jalan untuk menyuarakan aspirasi rakyat dan melawan rezim Soeharto. Di fase ini pula, terjadinya pembunuhan terhadap empat mahasiswa trisakti pada 1998, hal ini kemudian makin membuat gerakan mahasiswa lebih besar dan pada akhirnya membuat soeharto lengser dari jabatannya. Hingga detik ini perjuangan mahasiswa masih terus berlanjut dalam melakukan perlawanan kepada rezim yang tidak pernah memihak kepada hak-hak rakyat.
Sepanjang tahun 2022 ini telah terjadi rentetan gerakan aksi besar-besaran dari seluruh mahasiswa di Indonesia yang menolak kenaikan harga BBM dan lain sebagainya, tercatat gerakan mahasiswa yang menolak kenaikan BBM ini dimulai pada bulan April kemarin, rentetan gerakan mahasiswa terjadi secara berulangkali pada bulan itu. Kini keputusan dan kebijakan pemerintah untuk kembali menaikkan harga BBM terjadi lagi di bulan September ini. Tentu hal ini mendapat kecaman dan perlawanan keras dari mahasiswa dan juga rakyat. Aksi dan demo dari mahasiswa yang tergabung dalam berbagai aliansi dan front telah bergejolak, dan hampir di seluruh Indonesia. Bahkan gerakan untuk turun ke jalan menolak kenaikan harga BBM masih akan berlanjut lagi hingga sampai pemerintah menurunkan harga BBM ini.
Secara jelas menunjukkan bahwa perjuangan dan perlawanan mahasiswa hari telah menjadi bukti bahwa perjuangan dan perlawanan demi kebenaran akan selalu ada dan hidup. Sampai detik ini gerakan perjuangan dan perlawanan mahasiswa masih terus hidup, atas nama rakyat yang tertindas mereka kembali berjuangan dan turun ke jalan menyuarakan keresahan rakyat. Tentu hal ini juga tidak terlepas dari sepenggal kalimat yang selalu diucapkan oleh mereka yang ingin selalu berjuang. Kalimat itu bukan hanya sebatas kata, tapi juga sebagai doa dan harapan untuk selalu menang dalam setiap pertarungan melawan negara yang tidak lagi pro terhadap rakyatnya. Umur panjang perjuangan, kalimat ini telah sering dan telah akrab disebut-sebut oleh para kalangan intelektual muda yang merindukan kemerdekaan kemerdekan, kesejahteraan, keadilan, dan kemajuan untuk rakyat dan bangsanya.
Perjuangan mahasiswa hari ini masih panjang, meski belum menang tapi setidaknya kita selalu hadir dengan berbagai pola gerakan yang kita buat. Ingat peran dan tanggungjawab kita didalam kehidupan masyarakat, rintihan keluh kesah mereka adalah tanggungjawab kita untuk sampaikan kepada mereka yang ada di istana. Jika mereka tidak menanggapi atau pura-pura tuli dan buta, maka dengan gerakan besar dan semangat yang besar pula kita turn ke jalan dan hampiri mereka dengan suara-suara tentang kebenaran dan keadilan. Tetap waras dan sadar agar kita selalu tersesat dijalan yang benar bersama rakyat untuk merebut hak-hak yang kita punya.
Sekian dari saya dan selamat membaca.!!
Menolak lupa pada setiap gerakan mahasiswa di negara ini dan Umur panjang perjuangan.
Salam perjuangan.!!