Peran Dan Tantangan Pers, Media; Pentingnya Membangun Media Alternatif

Opini594 Dilihat

Posttimur.com–Media mainstream merupakan instrument sumber informasi untuk disiarkan agar dapat diakses oleh masyarakat publik, pers dalam media manstream pun memiliki peran penting seperti yang dikatakan Mark Taiwan, “hanya ada dua di dunia ini yang bisa menerangi bumi, pertama matahari di langit dan kedua pers di bumi.”

Pernyataan serupa hendak menegaskan betapa pentingnya pers yang bekerja sebagai pemberi informasi melalui media, namun, dengan banyaknya pers/wartawan yang ada, saat melakukan pemberitaan tentu memiliki kepentingan serta keberpihakan masing-masing, sehingga berita yang disajikan dapat berbeda-beda, antara lain ada yang berpihak untuk klas penindas dan ada pula yang berpihak terhadap klas tertindas.

Fenomena dan dinamika pers/wartawan yang bertugas untuk menyiarkan berita kini terlihat jelas seperti peristiwa demo mahasiswa Papua yang menuntut kemerdekaan bangsa West Papua pada setiap 1 Desember. Dalam konteks ini, ada perbedaan yang mencolok dalam cara menyiarkan berita. “Beberapa wartawan menyajikan berita terhadap aksi tersebut sebagai tindakan separatis atau pengkhianatan terhadap negara”, yang lainnya menilai aksi tersebut sebagai ungkapan (kebenaran sejarah yang perlu disampaikan). Perbedaan pandangan ini mencerminkan bagaimana keberpihakan Pers dapat mempengaruhi kualitas dan perspektif berita yang disajikan kepada Publik.

Menurut jurnal terbaru dari Novrian Panji Sawung Jiwarka Subaryo, kualitas pemberitaan sangat bergantung pada siapa yang mereka berpihak. Media yang berpihak pada satu kelompok atau ideologi tertentu mungkin menyajikan berita dengan cara yang memperkuat kepentingan setiap kelompok, sementara mengabaikan atau meremehkan sudut pandang lain. Keberpihakan ini tidak hanya mempengaruhi narasi yang dibangun dalam berita, tetapi juga mempengaruhi bagaimana informasi dipresentasikan dan diterima oleh publik.

Narasi tentang  “hati-hati dengan media mainstream” sering di gembar-gemborkan sebagai malapetaka untuk masyarakat luas yang mudah terpengaruh oleh informasi yang di sajikanya. Hal ini menambah tantangan bagi masyarakat untuk memilah informasi yang benar dari berita tersebut. Pembaca perlu hati-hati dalam mengkonsumsi berita, serta mencari informasi dari berbagai sumber untuk mendapatkan keobjektifannya. Di sisi lain, media telah keluar dari pada prinsip-prinsip jurnalistik sebenarnya.

Keberpihakan Jurnalistik merupakan aspek yang tidak bisa pungkiri dalam dunia pemberitaan saat ini. Walaupun ada yang mengatakan bahwa jurnalis atau pers seharusnya netral dan tidak berpihak, tapi kini berbeda, realitas objektifnya menunjukan ternyata seluruh medium memiliki keberpihakan. Kebanyakan saat ini keberpihakan media cenderunng lebih mengarah pada kelas penguasa, ini terbukti Ketika iklan-iklan yang diterbitkan dan penyajian berita mencerminkan sikap politik pendukung pasangan calon yang bertarung pada pilkada kali ini seperti, di maluku utara dan daerah lainnya.

Lalu apa yang harus kita lakukan, Bagimana bentuk media alternatif itu?

Penjelasan di atas mengesankan bawa di tengah-tengah situasi seperti demikian, kiranya penting kita harusnya menjadi pelopor untuk mengajak serta memberikan penyadaran terhadap generasi yang natinya akan terjun ke dunia pers dan akan bekerja sebagai jurnalis di media manistream manapun. Tentu sangat lah penting bila mana seorang jurnalis atau pers bekerja untuk menghadirkan media tandingan sebut saja media alternatif yang memiliki sikap politik yang jelas, yakni berpihak terhadap rakyat tertindas.

Belajar dari pengalaman Koran Pravda dan Harian Rakjat, kita dapat melihat bagaimana media dengan sikap politik yang tegas dapat berperan sebagai pmembela kepentingan rakyat. Koran Pravda muncul pada tahun 1912 sebagai salah satu medium surat kabar yang mediator oleh kaum Bolshevik. Tak butuh waktu lama, surat kabar ini menjadi media utama dan instrument propaganda Bolshevik. Selain itu, Pravda digunakan sebagai taktik untuk memobilisasi massa melalui tulisan-tulisan yang diterbitkan. Koran ini memposisikan dirinya sebagai suara kaum buruh dan petani, kelas tertindas yang didukung oleh partai Bolshevik di soviet pada saat itu.

 Baca:https://id.rbth.com/sejarah/81453-koran-propaganda-soviet-pravda-wyx/amp

Pravda memiliki semangat untuk mempropagandakan perlawanan terhadap penindasan Tsar dan berkontribusi dalam Revolusi sosialis 1917. Koran ini dapat dibedakan dari media-media lain di Uni Soviet kala itu, karena memiliki sikap politik yang jelas, menolak imperialisme. Sikap ini tercermin dalam posisi politik partai Bolshevik, yang konsisten mendukung kelas proletar, termasuk kaum tani dan buruh. Dengan demikian, Pravda berperan penting dalam membentuk kesadaran politik dan mobilisasi sosial di kalangan Rakyat.

Demikian pula, Harian Rakyat yang lahir pada 31 Januari 1951, memiliki cita-cita untuk menciptakan masyarakat yang sadar melalui agitasi dan propaganda. Moto harian ini, “Masyarakat merdeka, bebas dari kemiskinan, bebas dari rasa takut, bebas berpikir, bebas mengutarakan pikiran, bebas dari penindasan, bebas dari bahaya perang, menuju perdamaian dunia, kekal dan abadi,” mencerminkan sikap politik yang ingin diusung.

Dalam pidatonya yang diterbitkan oleh marxists.org berjudul “Pidato Nyoto Menyambut Ulang Tahun ke-VI Harian Rakyat,” Nyoto menyatakan, “Berkat usaha dari pemiliknya sendiri, yaitu Rakyat, Rakyat pekerja, selama setahun ini Harian Rakjat mengalami kemajuan lebih lanjut.” Hal ini menunjukkan bahwa tujuan Harian Rakyat adalah menerbitkan tulisan yang dapat dipahami oleh massa, terutama buruh dan kaum tani.

Harian Rakyat tidak hanya menerbitkan berita kedaerahan, tetapi juga berita Nasional dan Internasional, termasuk cerpen dan tulisan lainnya. Dalam penerbitan berita, mereka tidak sembarangan ; mereka memilih berita yang baik, karena setiap penerbitan menunjukkan sikap politik mereka. Namun, terkadang terdapat berita-berita yang mengandung unsur pembohongan, mirip dengan yang diterbitkan oleh pers kanan. Dengan demikian, Harian Rakjat berusaha untuk menjadi media yang bertanggungjawab dan mendidik.

Baca:https://www.marxists.org/indonesia/indones/1958-NjotoHarianRakyat.htm

Dari kedua media yang telah dibahas, kita perlu belajar bahwa media dengan sikap politik jelas hanya dapat dijalankan oleh organisasi politik yang memiliki keberpihakan pada rakyat tertindas. Dalam sejarah bangsa ini, terbukti bahwa media seperti Hindia Poetra, Medan Priyayi dan Harian Rakyat, yang berada di bawah kontrol organisasi politik, mampu menggoyahkan kekuasaan dan menunjukkan sikap yang tegas. Oleh karena itu, penting untuk mendukung dan mengembangkan media alternatif yang berpihak pada kepentingan rakyat, agar masyarakat dapat memperoleh informasi yang akurat dan berimbang. (*)

 

Oleh : Sukriyanto Safar

Penulis adalah Departemen Perluasan dan Kontak Massa Pusat Perjuangan Mahasiswa untuk Pembebasan Nasional (PEMBEBASAN) Kolektif-Kota Ternate

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *