Oleh : Nurul Aini Imran
Mahasiswa Universitas Khairun Ternate, Prodi Ekonomi Pembangunan
Ekonomi pembangunan adalah salah satu bidang dalam ilmu ekonomi yang berfokus pada proses peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pengurangan kemiskinan, dan peningkatan kualitas hidup secara berkelanjutan. Dalam konteks Indonesia, ekonomi pembangunan menjadi suatu fokus utama, mengingat tantangan besar yang dihadapi negara ini dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengurangi kesenjangan sosial, dan memperbaiki kualitas hidup masyarakat. Salah satu isu yang semakin relevan dalam kajian ekonomi pembangunan adalah dampak perubahan iklim terhadap perekonomian, terutama dalam hal pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Perubahan iklim merupakan salah satu tantangan global yang tidak bisa diabaikan oleh negara manapun, termasuk Indonesia. Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan tingkat kerentanannya yang tinggi terhadap perubahan iklim, harus menghadapi konsekuensi serius dari fenomena ini. Dampak perubahan iklim terhadap ekonomi Indonesia sangat kompleks dan melibatkan banyak sektor, mulai dari sektor pertanian, perikanan, hingga industri dan pariwisata. Oleh karena itu, penting untuk menganalisis bagaimana perubahan iklim mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia dan upaya apa yang dapat dilakukan untuk menghadapinya.
1. Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pertanian
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim. Indonesia, yang sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup pada sektor ini, akan merasakan dampak yang signifikan dari perubahan pola cuaca, peningkatan suhu global, dan bencana alam seperti banjir dan kekeringan. Misalnya, produksi padi yang merupakan komoditas utama dalam konsumsi pangan Indonesia, dapat terganggu akibat musim hujan yang tidak menentu atau musim kemarau yang berkepanjangan. Peningkatan suhu juga dapat mempengaruhi produktivitas tanaman dan mengurangi hasil pertanian.
Dampak ini tentu saja akan berpengaruh pada perekonomian Indonesia. Dengan sektor pertanian yang masih menyumbang sebagian besar tenaga kerja dan pendapatan bagi masyarakat pedesaan, penurunan produktivitas pertanian akan menyebabkan ketidakstabilan ekonomi di daerah-daerah tertentu, serta meningkatkan kemiskinan dan ketimpangan sosial. Selain itu, krisis pangan yang disebabkan oleh gagal panen atau menurunnya kualitas tanah juga dapat meningkatkan inflasi dan memperburuk daya beli masyarakat.
2. Sektor Perikanan dan Pesisir
Selain sektor pertanian, sektor perikanan juga sangat dipengaruhi oleh perubahan iklim, terutama oleh naiknya suhu laut dan perubahan pola arus laut. Sebagai negara kepulauan dengan garis pantai yang panjang, Indonesia memiliki sektor perikanan yang sangat penting, baik untuk konsumsi domestik maupun ekspor. Namun, kenaikan suhu laut dan keasaman air laut yang meningkat akibat perubahan iklim dapat mengancam populasi ikan dan ekosistem laut yang menjadi sumber mata pencaharian bagi banyak nelayan.
Keberlanjutan sektor perikanan Indonesia sangat bergantung pada ekosistem laut yang sehat. Jika kondisi ini terganggu, maka bukan hanya sektor perikanan yang akan terdampak, tetapi juga perekonomian daerah pesisir yang bergantung pada industri ini. Kerugian dalam sektor perikanan akan menambah tekanan terhadap ekonomi daerah-daerah tersebut dan berpotensi meningkatkan migrasi penduduk dari daerah pesisir ke kota-kota besar, yang pada gilirannya dapat menyebabkan urbanisasi yang tidak terkendali dan memperburuk masalah kemiskinan perkotaan.
3. Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Industri dan Infrastruktur
Sektor industri Indonesia juga tidak terlepas dari dampak perubahan iklim. Peningkatan suhu dan frekuensi bencana alam seperti banjir atau gempa bumi dapat merusak infrastruktur industri dan logistik yang sangat penting bagi kelancaran rantai pasokan. Misalnya, banjir yang sering terjadi di daerah industri besar seperti Jakarta atau Surabaya dapat menghentikan operasional pabrik, mengganggu distribusi barang, dan merugikan perusahaan-perusahaan yang bergantung pada kelancaran pasokan bahan baku dan distribusi produk.
Selain itu, perubahan iklim juga dapat meningkatkan biaya energi, mengingat banyak industri yang masih bergantung pada energi fosil yang berdampak pada emisi karbon. Ketergantungan pada energi yang tidak ramah lingkungan berpotensi memperburuk polusi udara dan meningkatkan tekanan terhadap kebijakan mitigasi perubahan iklim, seperti pengurangan emisi karbon atau peralihan ke energi terbarukan.
4. Sektor Pariwisata
Indonesia memiliki sektor pariwisata yang berkembang pesat dan menjadi salah satu pendorong utama ekonomi nasional. Namun, sektor ini juga sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim. Kenaikan permukaan laut dapat mengancam keberadaan pantai-pantai indah yang menjadi tujuan wisata utama, seperti di Bali atau Lombok. Selain itu, fenomena cuaca ekstrem seperti badai tropis atau kekeringan panjang dapat mengurangi daya tarik wisata Indonesia, yang pada gilirannya dapat berdampak pada pendapatan dari sektor pariwisata.
Industri pariwisata yang tergantung pada lingkungan alam yang lestari sangat rentan terhadap perubahan iklim. Jika sektor ini terganggu, Indonesia berisiko kehilangan salah satu sumber pendapatan dan lapangan kerja yang signifikan. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk mengimplementasikan kebijakan yang dapat mengurangi dampak perubahan iklim terhadap pariwisata, seperti pengelolaan kawasan wisata yang berkelanjutan dan pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan.
5. Solusi untuk Menghadapi Dampak Perubahan Iklim
Menghadapi dampak perubahan iklim terhadap pertumbuhan ekonomi, Indonesia perlu melakukan berbagai langkah mitigasi dan adaptasi. Dalam hal mitigasi, Indonesia harus berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dengan mendorong penggunaan energi terbarukan dan meningkatkan efisiensi energi di berbagai sektor. Pengembangan energi terbarukan, seperti energi surya, angin, dan biomassa, harus diprioritaskan untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil.
Selain itu, kebijakan yang mendukung keberlanjutan sektor pertanian, perikanan, dan industri juga sangat penting. Misalnya, dengan mengadopsi teknologi pertanian yang lebih ramah lingkungan, seperti pertanian berkelanjutan dan irigasi yang efisien, Indonesia dapat mengurangi dampak negatif perubahan iklim terhadap sektor pertanian. Dalam sektor perikanan, upaya untuk melindungi ekosistem laut dan mengurangi penangkapan ikan yang berlebihan dapat membantu sektor ini bertahan di tengah perubahan iklim.
Secara keseluruhan, dampak perubahan iklim terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia sangatlah besar dan kompleks. Sektor-sektor utama, seperti pertanian, perikanan, industri, dan pariwisata, semuanya akan terpengaruh oleh fenomena perubahan iklim yang semakin nyata. Oleh karena itu, ekonomi pembangunan Indonesia harus memasukkan pertimbangan terhadap perubahan iklim dalam perencanaan dan kebijakan ekonominya. Dengan upaya mitigasi dan adaptasi yang tepat, Indonesia dapat menghadapi tantangan ini dan terus berupaya meningkatkan kesejahteraan rakyatnya tanpa merusak lingkungan dan sumber daya alam.