Strategi Mitigasi Risiko Dalam Usaha Transportasi Laut (Morotai-Tobelo)

Opini91 Dilihat

Oleh: Mutiara Ibrahim

Mahasiswa Universitas Khairun Ternate, Prodi Manajemen

Usaha transportasi laut rute Morotai-Tobelo merupakan urat nadi konektivitas antar wilayah di Kabupaten Pulau Morotai dan Halmahera Utara. Namun, sektor ini menghadapi berbagai tantangan, termasuk cuaca ekstrem, keterbatasan armada, keterbatasan kapal, dan infrastruktur pelabuhan yang belum memadai. Untuk itu, diperlukan strategi mitigasi risiko yang komprehensif guna memastikan keselamatan, kelancaran operasional, dan keberlanjutan usaha.

Misalnya penumpang dan pengendara kendaraan roda dua maupun roda empat yang ingin menyeberang dari Kabupaten Pulau Morotai ke Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara, merasa kecewa dengan layanan penyeberangan kapal feri yang mengalami gangguan.

Kerusakan pada KMP Ngafi, satu-satunya kapal feri rute Morotai-Tobelo, telah berlangsung lebih dari sepekan tanpa adanya kapal pengganti. Puluhan kendaraan seperti mobil, truk, dan sepeda motor harus mengantri panjang di Pelabuhan Penyebrangan Desa Juanga, Kecamatan Morotai Selatan pada Rabu (6/11/2024) karena tidak ada alternatif transportasi laut.

Hal ini seperti yang di sampaikan Agus, seorang sopir dump truk, mengaku kecewa karena harus menunggu lama di pelabuhan tanpa kepastian. KMP Ngafi punya alat rusak katanya, dia rusak sudah lama, sudah satu minggu lebih. Kami tunggu informasi tapi sampai hari ini tidak ada tindakan pengganti kapal feri, ujarnya.

Kerusakan ini membuat para pekerja jasa angkutan, terutama yang membawa muatan seperti kopra, mengalami kerugian. Agus mengungkapkan bahwa banyak muatan yang seharusnya diangkut ke Tobelo, Ternate, dan Manado kini terhambat, mempengaruhi pendapatan mereka.

Agus juga mempertanyakan sikap ASDP yang terkesan tidak responsif terhadap masalah ini. “Kapal di Ternate banyak sekali, tapi ASDP tidak ambil tindakan. Inikan aneh, kami sebagai masyarakat awam heran dan pelayanan seperti cuek saja,” pungkasnya.

Cuaca ekstrem, dan kerusakan jasa transportasi Laut menjadi faktor utama risiko dalam pelayaran. Oleh karena itu, penting untuk mengintegrasikan sistem pemantauan cuaca yang akurat dan sistem peringatan dini untuk memberikan informasi kepada operator kapal dan penumpang mengenai kondisi cuaca yang dapat mempengaruhi keselamatan pelayaran.

Kualitas sumber daya manusia (SDM) sangat mempengaruhi keselamatan pelayaran. Pelatihan rutin bagi nahkoda, kru kapal, dan petugas pelabuhan mengenai prosedur keselamatan, penanganan darurat, dan pelayanan pelanggan dapat meningkatkan profesionalisme dan responsif terhadap situasi darurat.

Strategi mitigasi risiko dalam usaha transportasi laut Morotai-Tobelo memerlukan pendekatan holistik yang melibatkan peningkatan infrastruktur, pemantauan cuaca, pengembangan SDM, kolaborasi antar instansi, pemberdayaan ekonomi lokal, dan adaptasi terhadap perubahan iklim. Dengan implementasi yang konsisten dan terkoordinasi, sektor transportasi laut dapat berkembang secara berkelanjutan dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *