POSTTIMUR.Com, TERNATE- Aktivitas pertambangan, jika tidak dikelola secara bijak dan sesuai dengan kaidah lingkungan, dapat menjadi pemicu berbagai bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan erosi. Selain itu, pencemaran air dan udara serta kerusakan habitat satwa juga menjadi dampak serius dari praktik pertambangan yang tidak bertanggung jawab.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Pemerhati Lingkungan Provinsi Maluku Utara, Muhajir Zam Zam, SE, M.Si. Ia menjelaskan bahwa pertambangan yang merusak vegetasi alami meningkatkan risiko erosi dan longsor. Selain itu, munculnya air asam tambang (AAT) yang mengandung logam berat dapat mencemari sumber air bersih, membahayakan kesehatan manusia dan merusak ekosistem.
“Kerusakan habitat satwa dan perubahan bentang alam juga merupakan konsekuensi dari eksploitasi tambang yang tidak memperhatikan keberlanjutan,” ujarnya.
Muhajir menyoroti situasi di Maluku Utara yang merupakan salah satu daerah penghasil nikel terbesar di Indonesia. Ia mengungkapkan bahwa keberadaan industri nikel di wilayah ini telah memberikan dampak lingkungan yang signifikan, termasuk bencana banjir yang terjadi di tahun 2024 di sejumlah desa seperti Desa Lelief, Desa Gemaf, Desa Woenop, Trans, dan Desa Lukolamu, Kecamatan Weda, Kabupaten Halmahera Tengah.
“Banjir tersebut merupakan bencana yang berdampak sosial. Karena itu, diperlukan mitigasi yang efektif, seperti pembangunan infrastruktur pengairan, pengendalian erosi, dan rehabilitasi lahan,” jelasnya.
Muhajir juga mengungkapkan kekhawatiran terkait potensi pencemaran air di wilayah perairan Kawasi dan sekitarnya yang berdekatan dengan industri PT Harita. Ia menyebut telah ada investigasi kolaboratif yang menduga terjadi pencemaran air, namun kadar unsur seperti kromium masih belum diketahui pasti. “Perlu pengawasan ketat terhadap aktivitas pertambangan agar perusahaan taat pada asas lingkungan dan tidak menimbulkan dampak negatif,” tambahnya.
Sebagai dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Khairun, Muhajir juga menekankan bahwa sektor pertambangan memang berperan penting dalam mendukung pendapatan daerah serta menyediakan lapangan kerja. Namun, menurutnya, pertumbuhan ekonomi tidak boleh mengabaikan aspek lingkungan.
“Investasi pertambangan memang besar, tapi tanpa pengelolaan lingkungan yang baik, masyarakat akan menanggung akibatnya. Kasihan, kan?” pungkasnya.
Reporter: Ikhy