Purifikasi HMI Dan Ikhtiar Gerakan HMI Kontemporer

Opini432 Dilihat

Oleh Asyudin La Masiha,  Calon Ketua Umum  HMI Cabang Ternate Periode 2025-2026

Posttimur.com–Memahami Gerakan Intelektual HMI Kontemporer untuk Kepemimpinan Islam Progresif tak bisa dilepas pisahkan dari aspek perkaderan sebagai usaha HMI dalam pembentukan intelektual serta nilai Ideologis kader. Identitas Intelektual HMI tercermin dalam pemahaman akan ke-Islam-an, ke-Indonesia-an dan ke-modern-an, di mana ketiganya diharapkan dapat mewujudkan sosok intelektual dengan misi profetik. Olehnya itu, peran BPL dalam meningkatkan kualitas perkaderan lewat monitoring dan evaluasi perlu diperkuat, selain itu perlunya tindakan keberlanjutan pasca training berupa monitoring dan evaluasi pasca training dalam format pelaporan berkala juga memperkuat peran instruktur sebagai pendampingan setelah training dalam ikhtiar memperkuat tradisi intelektual.

Sedangkan untuk memahami Nilai ideologis adalah eksistensi dan konsistensi gerakan massa sebagai pengaktualisasian HMI  sebagai Organisasi Perjuangan. Nilai Ideologis patutnya diterjemahkan dalam kerangka formulasi program kerja yang jelas, spesifik, terukur, relevan serta dapat dicapai dalam mewujudkan tujuan HMI.

Olehnya itu, sinergisitas dalam tubuh HMI keberadaanya adalah mutlak adanya. Desain Gerakan HMI harus berbasis pada data dengan terlebih dahulu melakukan pemetaan isu-isu dan problem kemasyarakatan, lalu membentuk team work dalam aksi sosial melakukan investigasi dan advokasi dengan melibatkan seluruh elemen dalam organisasi, baik internal struktur cabang, Komisariat juga Lembaga-lembaga profesi. Setalahnya barulah dilakukan kajian strategis untuk memetakan akar masalah dan memformulasikan solusi berdasarkan fakta yang ditemukan. 

Dalam konteks ini, keterlibatan elemen strategis teramat penting guna menguji keakuratan data dan analisis serta metodologi yang dipakai, yakni akademisi yang tentunya adalah Alumni. Disinilah originalitas pikiran dan daya kritis serta penguasaan masalah kader di uji. Hasil dari advokasi dan kajian strategis inilah nantinya menjadi bahan bakar HMI dalam menjalankan perannya sebagai Pressure Group, artinya eksen HMI dalam gerakan harus berbasis pada by riset by data.

Purifikasi HMI menghendaki Teamwork, Interconnection serta networking yang baik sebagai ikhtiar dalam akselerasi dan aksi organisasi secara internal maupun eksternal. Cabang harus memerankan fungsi komunikatif-koordinasi, akomodatif dan evaluatif secara internal pada semua elemen organisasi serta setepat mungkin merekayasa ruang dan manajemen komunikasi masif dengan elemen-elemen strategis baik Alumni, Pihak Kampus, Organisasi lain juga pemerintah dan swasta dengan semata-mata kepentingan dan tujuan organisasi.

Sepatutnya, kondisi demikian disadari oleh seluruh kader, olehnya itu ini menjadi tanggung jawab bersama. Sinergitas seluruh elemen organisasi adalah hal yang niscaya keberadaannya. Bagaimana mengembalikan HMI yang seakan kehilangan peran, kita perlu menemukan format dengan Visi, Misi dan Kerangka Kerja lewat rencana strategis yang jelas sebagai peta organisasi, kerangka acuan dalam formulasi program kerja yang jelas, spesifik, terukur, relevan dan dapat dicapai dalam mewujudkan tujuan HMI. Untuk mengimplementasikan itu semua dibutuhkan lingkungan organisasi yang kondusif, struktur yang rapi dengan kompetensi dan etos kerja yang tinggi, manajemen serta pemimpin yang berkarakter pemikir-pejuang. 

Purifikasi HMI menghendaki kader dan organisasi berada dalam kondisi hanif, memainkan perannya sebagai mitra kreatif dan mitra kritis sebagai pilar civil society, melakukan perlawanan dan perbaikan. Dengan Purifikasi HMI, setiap anggota organisasi diharapkan dapat bermetamorfosis menjadi intelektual-ideolog, berjiwa profetik yang mencerminkan keilahian, kemanusiaan dan pembebasan. Purifikasi adalah ikhtiar mengembalikan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) pada autentik perjuangan. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *