POSTTIMUR.COM. TERNATE. Pihak Sekolah Dasar Negeri (SDN) 32 Kalumata Galian, Melaksanakan Rapat bersama Ketua Komite, Dewan Guru, beserta 4 Orang Tua Wali, Pihak Sekolah Menanggapi Sejumlah Persoalan, dan justru mengelak tuduhan atas Transparan Penggunaan Bos, serta Enggan Menjawab pertanyaan, Sabtu, (19/01/24).
Rapat yang diadakan secara mendadak itu pada hari Sabtu, Sarifa Djumati menyebutkan baginya Soal Pungli dan Intimidasi Sudah selesai, dan itu sudah diketahui oleh Dinas Pendidikan dan BKD kota Ternate.
“saya anggap soal bullying dan Intimidasi sudah selesai” akunya.
Walaupun penyelesaian tidak melibatkan Seluruh orang tua wali, dirinya merasa masalah sudah selesai dan tidak perlu ada informasi-informasi terkait SDN 32.
“Ini bagi kami sudah selesai, jadi Torang disini sudah anggap Selesai” bebernya dihadapan dewan Guru dan 4 orang tua wali.
Pernyataan yang kesannya sepihak yang dibuat oleh Sarifa Djumati, kemudian Melarang Diekspos di media sosial (Live) Agenda Mediasi bersama Dewan guru dan Orang tua Wali.
Dalam masa kepimpinan Sarifa Djumati hampir 3 tahun memang tidak seindah kepimpinan sebelumnya, dimana kepimpinan kepsek SDN 32 sebelumnya jelas memperlihatkan masa kejayaannya, Anak-anak SDN 32 punya prestasi unggulan yang dapat tampil di seluruh lomba tingkat Kabupaten/Kota hinggah Nasional.
Kemudian, Sejumlah tanggapan atas Tuduhan yang beredar di Media sosial dan pemberitaan tidak dapat dibuktikan oleh kepsek, yang anehnya agenda Mediasi itu terpampang sebuah Baliho “Persiapan Pelaksanaan ARKAS Tahun 2025”.
Sementara, dirinya (Sarifa) Engan menjawab soal Transparan Penggunaan Dana Bos, malah dirinya tertawan bersama beberapa Guru. Yang mana Bendara Nuryanti Rahman disinyalir atas dugaan memanipulasi Data ARKAS bersama kepala sekolah Sarifa Djumati pada tahun 2022 tanpa melalui rapat, Bendahara hanya melakukan sendiri dengan (Mark Up) Pengelembungan Nilai belanja Barang dan sarana prasarana sekolah, pada tahun yang sama Sarifa (Kepsek SDN 32) diduga Menilap setengah dari Anggaran Bos di tahun 2022 pada triwulan I dengan total 180.900 juta. Anggaran tersebut hanya diberitahukan 90. 450 Juta, sisanya 90.450 juta tidak dilaporkan.

Pada lain kesempatan, Sarifa mencoba mengalihkan perhatian dengan cara menertawai di forum rapat atas kepergian dirinya bersama rombangan kepala sekolah dan beberapa staf dinas pendidikan ke Jakarta, Malaysia, dan Singapore pada tahun setelah diduga tilap setengah dari Anggaran BOS.
Beberapa pernyataan yang tidak ditanggapi oleh Sarifa Djumati, terkait dengan Guru titipan dari Halmahera, Beasiswa, Mencaci Maki Guru bawahannya, Intimidasi orang Wali, dan beberapa Masalah lain yang engak di bahasa oleh pihak sekolah adalah, Operator sekolah yang bermasalah dengan Hukum, satu Honorer yang tidak pernah bertugas di Perpustakaan dan lebih memilih aktif sebagai staf di Universitas Nahdatul Ulama (NU) , menutupi Lubang angin Sekolah, kemudian Bullying sesama Anak-anak. Pada kesempatan itu Sarifa Djumati tidak dapat menunjukkan bukti tuduhan atas dirinya. (Red)
Editor: uuu
Reporter: Tim