Ratusan Mahasiswa Aksi Di Kantor Walikota Ternate, Walikota Dan Wakilnya Tidak Berkantor

TIMURPOST.com, TERNATE – Aksi ratusan mahasiswa yang tergabung dari Komite Berjuang Bersama Masyarakat (BBM) Maluku Utara menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak dan Sembako di depan kantor Walikota Ternate. Senin, (11/04/2022).

Dalam aksi tersebut nampaknya tidak membuakan hasil, sebab dua pimpinan, yakni Wali Kota Ternate, M. Tauhid Soleman dan Wakilnya Jasri Usman, sama-sama tidak berkantor.

Sesuai informasi yang diterima oleh media ini, M. Tauhid Soleman ke Ambon, Maluku. Sedangkan Wakilnya Jasri Usman sedang melakukan ibadah umroh.

Sesuai dengan pantauan Crew POSTTIMUR.com, aksi ini dimulai pukul 10:24 WIT dan saat ini masih berlangsung. Namun tidak satupun pejabat pemerintah kota menemui masa aksi dan ratusan anggota kepolisian masih berjaga-jaga.

Koordintor aksi, Tamrin Amal mengatakan, kenaikan harga BBM bersubsidi dan sembako bakal mempengaruhi kelas menengah bawah terkait kebutuhan ekonomi masyarakat kelas bawah.

“Apalagi dalam suasana kehidupan bulan suci Ramadhan ini, kebutuhan masyarakat terkait sembilan bahan pokok lebih meningkat,” ucapnya Tamrin.

Lanjut kata dia. Naiknya harga BBM, berpengaruh pada harga barang dan jasa karena semua aktivitas, mulai sopir angkot hingga nelayan selalu menggunakan BBM. Lebih dari itu, kenaikan harga barang lainya akan membuat daya beli masyarakat menurun.

“Dimana situasi seperti ini memberatkan masyarakat kecil atau kelas ekonomi bawah disaat menjelang hari raya idul Fitri,” jelasnya.

Padahal BBM dan Minyak Goreng serta sembako adalah kebutuhan hidup masyarakat baik di desa maupun di kota, dan jika terjadi kelangkaan maka akan menjadi beban hidup masyarakat.

Ia juga mengatakan bahwa, di Kota Ternate, harga jual BBM jenis pertamax naik Rp.12.750 per liter, sedangkan ditingkat pengecer Rp.15.000 dan sementara untuk jenis pertalite di SPBU tidak berubah Rp.7.250 per liter tetapi di pengecer Rp.12.000.

“Alasan pengecer mematok di harga itu, karena harus membayar jasa pihak ketiga (Semacam calo), untuk mengantri di SPBU untuk melayani pembeli menggunakan jerigen,” Ujarnya.

“Aksi ini juga meminta kepada pemerintah Kota agar bisa mengambil langkah tegas terhadap petugas SPBU masih bandel melayani pengguna jerigen, maka komite berjuang masyarakat menuntut turunkan harga BBM dan sembako,” Pungkasnya.

#tp/Fhata

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *