Stop Menggunakan Plastik

Opini223 Dilihat

Oleh : Irawan Abae
(Mahasiswa Universitas Khairun Ternate)

Kita akan menjauhi atau berhenti menggunakan sesuatu yang sudah ratusan tahun menjadi bagian dari kehidupan kita, sesuatu yang menjadi budaya kita, yang dulunya di buat hanya untuk menjadi bahan substitusi (penganti) bagi kantong kertas yang di anggap merusak lingkungan terutama penebang pohon secara terus menerus untuk membuat kantong kertas.

Banyak alasan plastik menjadi salah satu bagian yang tidak bisah dipisahkan dari peradaban manusia modern karena murah, tahan lama dan praktis. Kita menggunakan plastik di setiap aspek kehidupan. Seperti keadaan teknis, rumah, dekorasi, kesenian, bidang pengobatan segalah alasan ini terciptanya plastik.

Seiring waktu plastik yang awalnya menjadi barang substitusi untuk penyelamatan lingkungan kini menjadi barang pokok yang merusak lingkungan pula, mulai dari darat hingga laut, manusia yang dulunya berlomba-lomba untuk menyelamatkan lingkungan kini malah menjadi monster untuk mahluk lain dan dirinya sendiri. Bagimana tidak, aktivitas kehidupan manusia tidak terlepas dari penggunaan plastik, hal ini kita temukan di ruang publik seperti pasar, transportasi laut, dan bahkan di sekitar kita, lalu orang-orang menggap itu adalah hal yang wajar, karena kebiasaan.

Manusia susah berubah sesuatu yang sudah menjadi kebiasanya setiap hari, hal yang paling sederhana kita sering melihat teman kita sodara kita yang sedang merokok biasnya apa yang di lakukan dengan puntung rokoknya? Apakah dia memakannya? Atau dia membuang di tempat sampah.? Dalam 25 tahun terakhir, relawan ICC mengumpulkan sekitar 53 juta puntung rokok. Sedangkan pada 2019, ditemukan 33,760 batang rokok di perairan Indonesia pada kegiatan The Beach and Beyond 2019 data ini adalah tahun 2019 bagimana sekarang tahun 2022, dan kenapa saya harus menjadikan puntung rokok sebagi alasan. Sebab itu adalah kebiasan manusia yang paling kecil yang tanpa ia sadar sudah merusak lingkungan.

Manusia tidak akan mati bilang tidak menggunakan sampah plastik atau manusia akan mati bila tidak menggunkan sampah plastik, dari pilihan ini kalian berada di pilihan yang mana penjelasan yang pertama atau kedua, hampir 6,4 miliar tahun lalu manusia tidak menggunakan plastik, apakah mereka jadi gila, saling membunuh, atau menghambat perjalan kehidupan mereka jawabnya TIDAK, mereka hidup dengan sebagaimana mestinya. Lalu seorang bernama Alexander Parkes pada tahun 1862 di Great International Exhibition di London, Inggris. Menemukan bahan organik yang berasal dari selulosa. Bahan tersebut dapat dibentuk ketika dipanaskan dan mampu mempertahankan bentuknya ketika didinginkan dan mereka sebut itu adalah plastik lalu manusia modern sebut itu sebuah peradaban.

Seorang bertanya kepada saya apakah kamu bisa meyakinkan kepada orang lain untuk tidak menggunakan plastik, saya menjawab, Sering kali ketidaksabaran meruntuhkan upaya yang dilakukan untuk menghentikan kebiasaan buruk. Alhasil, Anda pun kembali lagi melakukannya, jika Anda benar-benar ingin menghilangkan kebiasaan negatif, bersabarlah dan konsistenlah. Namun, merubah kebiasan manusia itu sangat sulit tapi, apakah tidak bisa? Yes, bisa kalau dilakukan dengan secara rutin.

Berhenti berbicara dan lakukan, mulai dari diri sendiri, mulai dari buang sampah pada tempatnya, mulai dari menggap sampah bukan sesuatu yang jorok, kita sudah banyak melakukan seminar, penelitian dan bahkan edukasi kepada masyarakat lalu apakah hanya sebatas di situ, bagimana jika membersihkan rumah orang lain sedangkan rumah kita sendiri saja belum bersih, saya tahu dan bahkan anda juga yang membaca tulisan ini mungkin lebih tahu dari saya bahwa sampah plastik itu berbahaya bukan hanya untuk manusia padi mahluk lainnya, lalu kenapa masih menyimpan di dalam kamar? Kenapa masih menaruhnya di atas meja, kapan bisa membuangnya.

Berhenti menggunkan plastik, kata ini sederhana tapi sangat sulit bagi manusia modern tapi, kalau belum di coba jangan bilang ini berat atau sulit, karena kamu telah mentuhan sesuatu dalam diri, maka dari itu ayo sama-sama kita melakukan aksi kecil ini, sebagai rasa keperdulian kita kepada sesama mahluk yang hidup di bumi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar