Penulis : Dr. Agung Kwartama.,SE.,MM.,MH.
Dosen Pasca Sarjana dan Peneliti
Persaingan dalam pekerjaan terutama perusahaan swasta yang sangat ketat demi mencapai target perusahaan yang terus meningkat seringkali mengabaikan banyak aspek kehidupan baik sosial, budaya dan bahkan pendidikan. Hal tersebut tidak dapat dipungkiri karena perusahaan harus terus berkembang demi kelangsungan operasional dan peningkatan laba akhir yang dibebankan oleh stake holder atau top manajemen lainnya.
Peneliti mencoba mengangkat sisi lain kehidupan wanita karir yang beberapa orang melihat bahwa hal tersebut kelihatan menarik dan menyenangkan jika mereka bekerja di bisnis besar atau posisi yang tinggi, dimana terlihat begitu mudah dan menyenangkan dalam menjalani hidup ini. Akan tetapi penulis melihat bahwa ada sisi lain wanita karir yang merintis kehidupan dalam bekerja dengan posisi front office ( Posisi depan ) dalam suatu perusahaan customer goods ( Kebutuhan barang ) besar yang sangat menuntut untuk target terutama posisi sales modern trade ( Sales produk satu perusahaan ) dengan keseharian mengecek produk penjualan harian dan target yang sudah ditentukan perusahaan dengan nilai penjualan tertentu dalam sebulan. Dalam target yang diberikan kadang human over ability ( diluar kemampuan manusia umum ) terutama fisik seorang perempuan yang berumur lebih dari 35 tahun.
Melihat target yang dibebankan menjadi pilihan yang sulit dalam menjalaninya terutama menjadi seorang Single parent ( Ibu dari seorang anak ) yang membagi waktu, kasih sayang, rekreasi dan pengembangan diri. Karena wanita karir akan terus memenuhi target meningkat setiap tahunnya seiring kenaikan pendapatan yang didapat sesuai aturan pemerintah atau juga peningkatan kebutuhan hidup yang terus bertambah. Menjalani waktu keseharian akan terasa pendek dan cepat, mengingat target yang dibebankan cukup tinggi, dilain pihak perhatian anak kandung yang bersekolah serta membagi waktu untuk ketemu orang tua, saudara dan teman juga perlu di perhatikan. Agar kehidupan sosial dan rasa bakti orang tua juga menjadi beban pikiran untuk membaginya.
Dalam perusahaan saat ini persaingan begitu ketat dan transparan dimana sumber daya manusia didalamnya mendapat tuntutan keahlian yang didapat secara mandiri, sehingga pengembangan yang dilakukan pun terbatas oleh waktu, tempat dan bahkan biaya. Hal ini menjadi wajib walau tidak tertulis karena tuntutan pekerjaan karena SDM ini sangat penting demi program dan tujuan perusahaan untuk profit oriented ( Tujuan laba meningkat ) sehingga jika personil tidak memadai maka akan diganti dengan personil yang lebih kompeten untuk mengisinya.
Hal ini sebagai pemicu juga bahwa formal dan informal pendidikan sangat perlu jika tetap bertahan dalam suatu perusahaan. Mengingat kota besar saat ini masih banyak tenaga kerja baru dengan kemampuan yang mumpuni dan familiar dengan dengan teknologi bisa mengisi posisi yang akan ditinggalkan pegawai yang tidak kompeten.
Harapan dan cita – cita menjadi penyemangat dalam menjalani keseharian dalam bekerja, belajar, mengunjungi saudara dan teman. Dengan cara membagi waktu jadwal dengan baik yang membutuhkan time management ( manajemen waktu ) yang baik dengan kondisi apapun seperti menjaga kehidupan sekolah anak dan kasih sayangnya yang masih di perlukan seperti pengamatan serta wawancara dengan nara sumber membagi 3 tahap yaitu selasa – rabu untuk orang tua, kami – jumaat untuk saudara atau bude dan sisanya untuk anaknya yang sampai saat ini dijaga dan dirawat pada ex mertua wanita karir tersebut. Keadaan ini seperti hal wajib dilakukan demi menjalan semua hubungan sosial untuk tetap terjaga, terutama kuliah malam setelah bekerja mulai senin – kamis yang benar – benar membutuhkan energi, waktu dan pastinya melelahkan bagi seorang wanita karir. Dan demi tercapainya impian dan cita-cita wanita karir harus tetap selalu semangat.
Peneliti sekaligus penulis berharap tulisan ini bisa memotivasi wanita – wanita lain terutama dari posisi bawah untuk meningkatkan kwalitas dan persamaan dalam kedudukan dalam bekerja, dimana perusahaan akan melihat kinerja, hasil dan prestasi yang dihasilkan dalam menentukan posisi dan kedudukan, bukan dari gender aja dalam penentuannya. Melakukan terbaik dalam kehidupan dan jangan menyerah akan keadaan bahwa Tuhan tidak akan merubah keadaan jika manusia sendiri tidak merubahnya, terus melakukan perbaikan, koreksi diri dan pengembangan kemampuan karena banyak orang ingin hidup lebih baik dari saat ini.
Dalam kehidupan peran sentral ibu sangat penting dalam pembentukan karakter anak, sehingga wanita karir kedepan diharapkan mampu melakukan pengembangan, peningkatan dan koreksi diri agar anak maupun keluarga sekitar bisa merasakan keberadaan serta menjadi row model ( teladan ) kepada pihak lain bahwa wanita kuat dan hebat sebenernya ada, bergantung bagaimana wanita tersebut menjalaninya. Hal ini tidak menjadi Stigma bahwa wanita yang posisi dirumah dan lemah dalam menentukan posisi di suatu keluarga dan bahkan mudah untuk ditinggalkan, berharap wanita menjadi penyimbang dalam keluarga dan mendukungnya agar melahirkan anak – anak yang sehat, kuat, cerdas berkarakter baik, berahlak serta ber integritas yang tinggi.
Mari kita menghargai peran ibu dalam kehidupan kita sekarang dan selamanya.