Oleh: Nurwahida Jufri
Mahasiswa Universitas Khairun Ternate, Program Studi Manajemen
Maluku Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki kekayaan sumber daya alam sangat melimpah, terutama di sektor pertambangan seperti nikel dan kobalt. Dalam beberapa tahun terakhir, investasi di Maluku Utara menjadi motor utama penggerak pertumbuhan ekonomi daerah ini.
1. Nilai Investasi Besar dan Terus Meningkat
Pada tahun 2022, total nilai investasi di Maluku Utara tercatat sekitar Rp 55,54 triliun, sebagian besar berasal dari sektor pertambangan. Tren positif ini berlanjut hingga tahun 2024, dengan realisasi investasi mencapai Rp 55 triliun khusus untuk program hilirisasi nikel dan kobalt. Hebatnya lagi, Maluku Utara menempati peringkat ke-8 capaian realisasi investasi nasional pada tahun 2024, menunjukkan posisinya yang semakin strategis di tingkat nasional.
2. Sektor Utama Investasi
Sektor industri pengolahan dan pertambangan, terutama nikel dan emas, menjadi pusat utama investasi. Kegiatan ini tersebar di beberapa kabupaten seperti Halmahera Timur, Halmahera Tengah, dan Halmahera Selatan. Program hilirisasi nikel, yang kini sudah memasuki tahap keempat, menjadi fokus utama pemerintah daerah untuk meningkatkan nilai tambah produk dan memperluas efek pengganda ekonomi di wilayah ini.
3. Dukungan Pemerintah dan Infrastruktur
Pemerintah daerah dan pusat terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung kemudahan berinvestasi. Pembangunan infrastruktur seperti jalan, listrik, dan fasilitas keamanan yang memadai, serta upaya pemetaan pohon industri untuk memperdalam hilirisasi, menjadi fondasi utama terciptanya iklim investasi yang kondusif.
Dampak Investasi Terhadap Perekonomian
1. Pertumbuhan Ekonomi yang Melesat
Pertumbuhan ekonomi Maluku Utara sangat impresif. Pada tahun 2022, pertumbuhan ekonomi mencapai 24%, bahkan pada tahun 2023 mencatat rekor sebagai yang tertinggi di dunia sebesar 20,49%. Tidak berhenti di situ, pada triwulan IV tahun 2024, pertumbuhan ekonomi Maluku Utara kembali melonjak menjadi 27,27%. Kontribusi terbesar berasal dari sektor hilirisasi industri pengolahan (10,60%) dan pertambangan (7,97%).
2. Diversifikasi Sektor Ekonomi
Meskipun pertambangan dan industri pengolahan menjadi andalan utama, sektor perdagangan dan pertanian juga mulai menunjukkan kontribusi yang positif, menandakan adanya proses diversifikasi ekonomi yang penting untuk keberlanjutan jangka panjang.
3. Pengaruh Besar Investasi Asing
Maluku Utara juga berhasil masuk ke dalam lima besar provinsi dengan realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) terbesar pada semester I tahun 2024, dengan nilai investasi mencapai US$ 2,8 miliar. Ini menunjukkan betapa besar kepercayaan investor global terhadap potensi ekonomi Maluku Utara.
Melihat data dan capaian tersebut, tidak dapat disangkal bahwa Maluku Utara kini menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia. Namun, tantangan ke depan tidak bisa diabaikan. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia lokal, pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan, serta perluasan sektor-sektor ekonomi di luar pertambangan menjadi agenda penting. Tanpa strategi pengembangan yang inklusif dan berwawasan jangka panjang, pertumbuhan ini bisa menjadi rapuh.
Saya percaya, dengan sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, Maluku Utara tidak hanya akan menjadi lumbung investasi pertambangan, tetapi juga mampu membangun ekonomi yang lebih beragam, kuat, dan berkelanjutan.
Sebagai konklusi Investasi di sektor pertambangan dan hilirisasi nikel menjadi faktor utama yang mendorong pesatnya pertumbuhan ekonomi Maluku Utara. Dukungan pemerintah melalui pembangunan infrastruktur dan kemudahan investasi mempercepat kemajuan ini. Dengan potensi alam yang melimpah dan strategi pembangunan yang terarah, Maluku Utara berpotensi terus mencatat pertumbuhan ekonomi yang impresif di masa depan. Tantangan kini terletak pada bagaimana memastikan pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif, agar manfaat ekonomi benar-benar dirasakan oleh seluruh masyarakat.