HMI meretas peradaban; Mengokohkan Pilar Ke-Islaman Untuk Indonesia Cita

Opini666 Dilihat

Oleh: Gufran Ayub
Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ternate

Puji syukur atas anugrah yang tak henti-hentiya di berikan Allah SWT. kepada kita semua, sehingga pada kesempatan yang istimewa ini, kita masih dalam keadaan sehat dan bisa bersilaturahmi dengan agenda suci HMI yakni Penutupan Training Raya Tingkat Nasional (SC, LK2 dan LKK) dan juga agenda bersejarah HMI, yaitu peringatan hari lahir Himpunan Mahasiswa Islam ke-75 Tahun yang jatuh pada tanggal 05 Febuari 2022.

Semoga di 75 tahun ini, kader-kader HMI semakin arif dan bijaksana, semakin memiliki kematangan kualitas, menjadi pejuang-pejuang seperti Ayahanda Lafran Pane, Ayahanda Prof. Yususf Abdurrahman dan Almarhum Kakanda Hisbullah yang menjadi teladan dan selalu di garda terdepan memberikan sumbangsi pemikiran-pemikiran pembaharuan demi tegaknya amar ma’aruf nahi munkar.

Kanda Yunda, peserta training raya dan tamu undangan yang saya hormati.

Berselang 18 bulan kemerdekaan NKRI 17 agustus 1945, HMI Didirikan oleh 16 orang di STI Yogyakarta di prakarsai seorang tokoh heroik almarhum ayahanda Lafran Pane. Gejolak penjajahan fisik maupun psikis yang belum kunjung berahir, kulturisasi barat melalui penjajahan, menggeser paradigma generasi muslim pada budaya kebaratan, menjadikan islam sebagai budaya yang tak lagi sesuai dengan zaaman. Rasa malu atas budaya Islam bagi sebagian besar anak muda muslim saat itu, memicu ayahanda untuk membangun wadah juang dengan dua misi mendasar, yakni mempertahankan negara kesatuan republik Indonesia dan menegakkan serta menyiarkan ajaran Agama Islam. Inilah khittah fundamental yang harus terus di implementasikan oleh anggota-anggota HMI dan alumni-alumni HMI pada ruang pengabdian masing-masing di negara dan daerah ini.

Menjelang 75 tahun usia Himpunan ini, gegap gempita euforia dengan mudah di temui di dinding-dinding media sosial. Wujud simbolitas yang terlihat melalui ritual tahunan di ramai kita selenggarakan. Namun perlu kita ingat, haru dan bangga yang kita rasakan saat ini, tak terlepas dari keringat, darah dan pertaruhan nyawa kakanda-kakanda kita terdahulu. Perjuangan yang menelan nyawa yang tak sedikit jumlahnya, tentu dengan harapan terwujudnya kemerdekaan dan keadilan secara utuh. Sebagaimana pidato bung karno, bahwa maksud dari didirikannya negara ini, agar tidak ada lagi seorang ibu menangis karena tidak mampu memberi air susu pada anakanya, agar rakyat hidup tanpa ada eksploitasi.

Namun, kemerdekaan hakiki harus kita akui masih jauh dari kondisi idealitasnya. Kedaulatan sebagai bangsa sesungguhnya hanya sebatas semboyan belaka. Berkah kekayaan alam berlimpah yang kita miliki, harusnya mampu menghidupi diri sendiri tanpa bergantung pada pihak asing. Namun sangat ironis dan memicu rasa prihatin, kini kedaulatan bangsa mudah tergadai atas rayuan investasi- investasi asing. Pesatnya arus investasi asing yang masuk ke daerah ini, akhirnya melibas ekonomi lokal dan berimbas pada mandeknya perindustrian nasional. Kenyataan yang yang bertolak belakang dengan kepentingan kemaslahatan rakyat seperti ini, justru di bangga-banggakan sebagai wujud kemajuan dan pembangunan daerah. Padahal, problem mendasar kemiskinan masih terus meningkat tajam, yang memicu kesenjangan sosial, pendidikan dan kesehatan.

Paradigma penyelesaian problem kemiskinan sebagai problem dasar harus menjadi prioritas dalam bentuk kebijakan konkrit pengentasan kemiskinan secara sugguh-sungguh, bukan sekedar jualan kampanye-kampanye momentum tanpa rumusan kebijakan secara rill pada rakyat. Bukti bahwa kehadiran ANTAM, NHM, IWIP dan HARITA GROUP yang menelan banyak nyawa dan memicu konflik horisontal yang sampai saat ini belum berkesudahan. Kesejahteraan yang di janjikan melalui investasi pertambangan, sudah puluhan tahun bercokol di daerah ini, justru mendatangkan malapetaka baru, yaitu kerusakan lingkungan, kriris air bersih, ketersediaan pangan yang makin menyempit, kualitas kesehatan makin parah, tingkat putus sekolah yang meningkat akan berpengaruh pada kualitas SDM kita yang semakin buruk dalam jangka panjang.

Pada peringatan Dies Natalis HMI ke-75 tahun 5 februari 2022, diselenggarakan HMI Cabang Ternate malam ini, saya teringat dengan pesan Ayahanda Lafran pada peringatan dies natalis ke-22 di gedung seni sono yogyakarta tgl 5 Februari 1969, almarhum Ayahanda Lafran Pane mengatakan bahwa yang membedakan HMI dengan organisasi lain adalah PERKADERAN. Karena itu, perkaderan adalah jantung yang harus terus berdenyut agar terus menghadirkan kader-kader baru yang militan memperjuangkan kebenaran. Malam ini juga, pengurus hmi cabang ternate mengakhiri agenda perkaderan dengan dies natalis HMI ke-75 tahun. Sebagai organisasi mahasiswa yang berasaskan Islam, HMI meletakkan perkaderan sebagai pola pendidikan untuk membentuk mindset dan karakter ke-Islaman, ke-Indonesiaan, Kemahasiswaan. Tiga minset ini sekaligus harus dijadikan komitmen asasi yang diharapkan terus menafasi cara pandang dan prilaku kader-kader HMI dalam berjuang menentang kezaliman dan ketidakadilan di bangsa ini. Agenda perkederan training raya tingkat nasional HMI cabang ternate tahun 2022 merupakan model yang baru pertama kali dalam sejarah perjalanan HMI Cabang Ternate, alhamdulillah kita mampu menyelenggarakan agenda ini berkat dukungan dari banyak komponen. Ini juga bagian dari dari salah satu proses perwujudan tekline HMI BERJUANG. Dari sini kami ingin melatih daya perjuangan kader agar ke depan lahir kader-kader tangguh yang siap berjuang dalam keadaan bagaimanapun.

Walau menguras banyak tenaga, pikiran, materi yang begitu luar biasa, tentu berbagai kelelahan itu, selalu dengan niat dan harapan, bahwa forum training raya yang berlangsung satu minggu di asrama haji ternate, akan melahirkan kader pemimpin-pemimpin masa depan di daerah dan di bangsa ini, yang selalu berkomitmen mewujudkan mission secret HMI.

Kanda yunda, peserta training raya dan tamu undangan yang saya hormati, melalui forum yang terhormat ini, kami ingin memberi pesan, bahwa kader-kader HMI tidak akan pernah kaku menerjemahkan pesatnya perkembangan teknologi. Stigma-stigma negatif yang selalu di alamatkan pada HMI, akan kami jadikan sebagai ujian sejauh mana kami harus membuktikan kualitas kader Himpunan tercinta ini. Maka demi menerjemahkan era digitalisasi, tentu bukan sekedar gagasan kosong yang bermuara pada pencitraan semata, tetapi pengurus HMI Cabang Ternate periode 2021-2022 telah mengupayakan dan berhasil meluncurkan website resmi HMI cabang ternate, sebagai salah satu upaya untuk mengembangkan kader-kader HMI potensial di bidang literasi. Ini juga merupakan misi awal ketika saya mencalonkan diri sebagai ketum hmi cabang ternate. Kami yakin, melalui perkaderan, HMI akan mampu melahirkan kader-kader man of future, man of inovator dengan karya-karya nyata demi kemaslahatan rakyat.

Kepada seluruh peserta training raya, jika ada hal-hal yang kurang berkenan kami memohon maaf sebesar-besarnya.

Terimakasih yang tak terhingga kepada para alumni, KAHMI wilaayah yang mensuport penuh agenda ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *