TIMURPOST.com, TERNATE – Pembusukan demokrasi, karena tindakan Tentara – Polisi membubarkan paksa massa aksi, penangkapan, penganiyaan dan pemenjaraan massa aksi secara brutal dan masif. Budaya kekerasan terus di produksi oleh kekuatan militer di ruang demokrasi gerakan rakyat.
Aksi Komite Berjuang Bersama Masyarakat kawan-kawan di Maluku Utara Kota Ternate pada, 11, 18 dan 21 April 2022 Penolakan Kenaikan Harga BBM, PPN persen dan mahalnya sembako adalah cerminan buruk praktek kekerasan Kepolisian terhadap gerakan persatuan rakyat dan mahasiswa di setiap rute aksi – aksi ; depan Kantor Walikota Ternate, jalan Bandara Babullah dan depan Pertamina.
Adapun Kronologis Aksi Komite Berjuang Bersama Masyarakat Maluku Utara.
Baca Juga:
- Wujudkan Demokrasi, Lawan Tindakan Kekerasan Aparat Polisi dan Rezim Oligarki Minyak
- Aksi Jilid II Turunkan Harga BBM, 14 Mahasiswa Di Siksa Polres Ternate
- Kronologis Singkat, Pembubaran Paksa Oleh Polisi Terhadap Massa Akasi Disaat Menunggu Buka Puasa Bersama
Front Berjuang Bersama Masyarakat Maluku Utara (BBM Malut), melaksanakan aksi demonstrasi dengan tuntutan : Turunkan Harga BBM ! massa di wilayah Ternate Selatan memulai di depan kampus A UMMU orasi-orasi orator yang saling bergantian. Jendral Lapangan dari arahan massa mulai bergerak dari kampus A UMMU ke Kampus B UMMU, lanjut pertigaan jalan STKIP pukul 11.41 WIT.
Dari Pertigaan STKIP langsung menuju rute aksi di Kel. Jambula pukul 12.00 WIT. Massa aksi tiba saat pukul 12.38. Massa aksi langsung di hadang oleh pihak keamanan kepolisian 20 polisi dengan berjinjing. Barisan polisi ada dua lapisan barisan, barisan belakang ada 17 anggota kepolisian, terdapat 10 anggota intel. Massa mulai saling mendesak terobos pertahanan Kepolisian, juga ada keterlibatan anggota TNI AD 14 orang, Polair 2 orang di depan massa aksi.
Kepala Pemuda Jambula mulai negosiasi dengan satu anggota Polwan untuk melanjutkan aksi di depan pintu masuk Pertamina.
Pukul 12.47 WIT Jendral Lapangan mulai menenangkan massa aksi. Pemuda Jambula menegosiasi dengan pihak Kepolisian, dan anggota Polisi mulai mundur 20 meter dari massa aksi. Setelah itu pukul 12.50-12.58 WIT corong di ambil alih oleh orator dari kawan Yusril dari HMI, mengarahkan massa maju ke depan, beliau menegaskan “kita di permainkan oleh segelintir orang” maka tangkap dan adili para mafia.
Selanjutnya moderator rapikan barisan dengan memposisikan kawan-kawan Perempuan di barisan terdepan. Pukul 13.01 sampai 13.07 WIT delegasi dari kawan perempuan Nur SEKBER berorasi dengan suara lantang.
Lanjut orasi Koord Sekolah Critis menyampaikan orasi pada pukul 13.08 hingga 13.17 WIT, Indonesia menjadi sumber ekspor minyak sawit terbesar di dunia, tapi kenapa Minyak goreng mengalami krisis dan mahal.
Amarah dan sentimen rakyat sudah terbukti, pemerintah tidak memiliki itikad baik dalam mengurus kepentingan rakyat seperti Kenaikan Harga BBM dan mahalnya sembako. Orator selanjutnya delegasi dari kawan LMND sekitar pukul 13.22. Selanjutnya 13.23 kawan dari HMI melanjutkan orasi.
Pukul 13.27 delegasi orasi dari Samurai Malut Kamerad Andili, Kenaikan BBM dan Minyak Goreng berdampak pada seluruh aspek dasar kehidupan masyarakat. Pemuda Jambula, selanjutnya orasi Pemuda Fitu pukul 13.37 WIT.
Massa aksi dari Utara tiba di Kel. Jambula pada pukul 14.09 di sambut dengan lagu dan yel-yel perjuangan, massa arah Utara yang pakai mobil tiba pukul 14.20 WIT.
Pukul 14.25 – 14.33 perwakilan dari Pemuda Kel. Taduma Ternate, Kamerad Ijul meminta dukungan dari Warga dan Pemuda Jambula, umumnya Kota Ternate.
Pukul 14.47, empat mobil Polisi tiba di tidak jauh barisan massa aksi. Dan massa saling adu mulut sama intel, karena Intel berupaya menyusup masuk dalam barisan massa aksi. Lalu massa diamankan dengan cara duduk sebagai tandai damai.
Pukul 15.30 sampai 17.00 aksi masih berlanjut dengan damai, hasil negosiasi setiap pimpinan organisasi dan Pemuda Jambula dengan pihak Kepolisian untuk mengahdirkan Pihak Pemerintah Kota Ternate, Pemerintah Daerah Provinsi Maluku Utara, Dinas Lingkungan Hidup, Pihak Pertamina serta anggota DPRD Kota dan Provinsi pun berjuang buntu, banyak alasan Kepolisian bahwa Kepala Daerah dan DPRD keluar daerah dan sibuk.
Tuntutan gerakan 21 April 2022 Komite Berjuang Bersama Masyarakat ; mendesak kepada Pemerintah, Dinas Lingkungan Hidup, DPRD dan pihak Pertamina untuk hadir di tengah massa aksi dan warga Jambula, untuk penyampaian tuntutan aksi nasional maupun daerah secara demokratik. Tapi kehadiran mereka tak kunjung datang, justru massa aksi diperhadapkan dengan Polisi dan Tentara, aksi bermula menjelang siang sampai sore hidung Pemerintah tidak kelihatan.
Selanjutnya dalam keputusan bersama massa aksi Front Berjuang Bersama Masyarakat Maluku Utara dan Pemuda Jambula Ternate ; akan agendakan buka puasa bersama dengan warga Jambula.
Sehingga massa aksi memilih mundur puluhan langkah jauh dari depan Pertamina Jambula sekitar 50 meter, untuk duduki badan jalan sebelah kiri untuk menunggu waktu buka puasa bersama dengan damai dan tertib.
Pada pukul 18.00 WIT aksi damai 21 April 2022 penolakan kenaikan harga BBM sudah tidak berlanjut atau massa mundur dengan tertib – damai. Moderator dan orator tidak lagi berorasi, karena menghargai warga setempat yang menjalankan dan menunggu waktu ibadah buka puasa.
Yang terjadi di lapangan, justru massa aksi dipaksa oleh pihak kepolisian agar kembali pulang/dibubarkan, polisi pasang barikade dan gunakan pentungan, bukan hanya itu, water canon pun di kerahkan personil kepolisian lalu menyemprot massa aksi, yang lagi 35 menit menunggu buka puasa di pukul 18.35 WIT.
Ada keterangan kawan dari lapangan, ada polisi yang menyusup masuk dalam massa lalu melempar batu ke arah barikade polisi, lemparan batu bukan dari massa aksi, pemuda dan warga Jambula – tapi lemparan batu dimulai oleh polisi. Polisi lah provokator nya.
Sudah di sepakati kawan-kawan Front ; aksi yang di gelar adalah aksi damai demi menjaga kelangsungan aktivitas warga yang sedang menjalankan ibadah puasa. Massa aksi tidak membakar ban bekas dan lembar baru atau merusak fasilitas umum dan Pertamina saat aksi berjalan.
Yang memprovokasi massa aksi adalah pihak kepolisian, memancing kemarahan massa aksi. Beberapa kawan-kawan ditangkap, dipukul dan diseret ke kantor polisi dengan cara brutal, di sekitar perbatasan Kel. Sasa dan Jambula di waktu selesai ummat Islam buka.
Kawan Fuji, dan beberapa kawan ditangkap dengan cara brutal, ditarik dan seret di jalan raya, kawan-kawan di pukul dengan cara yang tidak manusiawi.
Ada pun tuntutan Front BBM Malut atas tindakan represif, penganiayaan kepada kawan-kawan massa aksi dan pembungkaman ruang demokrasi oleh Polda Malut dan Polres Ternate, Pada aksi (21/04) di Kelurahan Jambula Kota Ternate, diantaranya.
1. Segera Adili dan Pecat Polisi yang Menganiyaya Massa Aksi.
2. Hentikan Kekerasan Terhadap Massa Aksi Front Berjuang Bersama Masyarakat Maluku Utara dan Gerakan Rakyat lainnya.
3. Copot Kapolda Maluku Utara dan Kapolres Kota Ternate sekarang juga.
4. Turunkan Harga BBM, Minyak Goreng, Tolak PPN 11%, Tarik Listrik dan Elpiji.
5. Cabut UU Cipta Kerja, Hentikan Revisi UU Peraturan Pembentukan Perundang-undangan.
6. Pemerintah Kota Ternate dan Provinsi Maluku Utara segera memberikan subsidi BBM gratis terhadap rakyat.
7. Memperbanyak Subsidi Pertalite serta Tangkap dan adili mafia BBM.
8. Hentikan Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan dan Anak.
9. Mendesak Pemkot dan Pemprov untuk menertibkan harga BBM ditingkat Pengecer.
10. Pemerintah Provinsi dan 10 Kabupaten Kota di Maluku Utara ; bangun Industri Minyak Kelapa Dalam di bawah kontrol petani/ rakyat.
11. Dinas Lingkungan Hidup Kota Ternate dan Provinsi Maluku Utara segera ungkap sampel tumpahan minyak di Pantai Jambula ke Publik.
12. Segera memfasilitasi BBM jenis Pertalite untuk Nelayan Kota Ternate.
13. Copot OH (Kepala TBBH Pertamina), P3 dan HSE.
14. Segera Merealisasikan Bantuan Tanggap Darurat untuk masyarakat Kel. Jambula.
15. Copot Kapolda Malut dan Kapolres Ternate
16. Tolak segala Program Strategis Nasional (PSN) yang merusak lingkungan, Wujudkan Reforma Agraria untuk Petani.
17. Hentikan Penimbunan Lahan di Kel. Fitu Kota Ternate
18. Mohon Solidaritas dan Kecaman Kawan-kawan Organisasi Buruh, Petani, Perempuan, Masyarakat Adat, Kelompok Lingkungan, Lembaga Bantuan Hukum, Mahasiswa, Pemuda, Jurnalis dan Rakyat terhadap tindakan Represif dan Penganiayaan Massa Aksi Front Berjuang Bersama Masyarakat Maluku Utara.
19. Jika Tuntutan diatas Tidak Direalisasikan; Maluku Utara Referendum / Merdeka.
#tp/red