MAAFKAN AKU TUHAN SEMPAT MEMAKIMU
(Perjuangan Menjadi Karyawan PT. IWIP)
Oleh : Arifin Kondongia Odhe
Perkenalkan namaku “Arifin” asal Prov. Sulawesi Tenggara Kab. Muna. Butuh 3 hari 3 malam bagiku untuk sampai di Kota Impian (Istilah Saya) Kota Weda Kab. Halmahera Tengah Maluku Utara. Tentu itu bukan jalan mudah bagi Kami yang ingin mengadu nasib di PT. IWIP.
Tepatnya; 30 menit naik angkot dari Rumah (di kampung) menuju Pelabuhan Kota Raha (IbuKota Muna), 3 jam naik kapal cepat (Raha-Buton) atau kota Bau-bau untuk lanjut naik kapal Pelni Doloronda Menuju Kota Ternate.
Seingatku Saya mulai perjalanan pukul 06.00 WITA 15/3/2022 Sampai di Bau-bau pukul 13.00 WITA dan menunggu Kapal Doloronda Sampai Pukul 21.00, Hingga Kapal pun memulai perjalanannya menuju kota Ternate selama 3 Hari 3 Malam. Setiba di Ternate (18/3/2022) Lanjut lagi naik Speed selama 1 jam menuju pelabuhan Loleo dan terakhir 3 jam naik Mobil dari Loleo sampai di Lelilef (Desa Perjuangan). Pokoknya panjang sekali perjalanan nyađ.
Kisah ini berawal sejak pernikahan ku 18-11-2021. Entahlah, pernikahan bagi kami orang Sulawesi cukup Sulit. Uang Panai selalu menjadi momok yang menakutkan, terlebih bagi saya yang berlatarbelakang ekonomi lemah (tapi apadaya harus dilewati). Singkatnya, pasca menikah saya meninggalkan utang di Bank yang tidak sedikit dan mesti dibayar sedang pekerjaan dikampung tidak stabil. Lalu masalah kedua muncul keluarga kecil saya bentrok dengan salah satu mertua hingga saya seperti di usir dari rumahnya (pasca menikah saya tinggal sama mertua).
Sempat terluntang lanting satu malam dengan istri, saya pun bergegas kerumah keluarga untuk bermalam karena malu jika pulang kerumah orangtuaku. Singkat cerita karena desakan ekonomi, saya coba hubungi teman-teman berbelas kasih mencari pekerjaan. Dan temanku yang sementara bekerja di PT. IWIP merekomendasikan untuk coba peruntungan di sini. Mengingat gajinya yang cukup besar saya pun tertarik.
Ditengah usia pernikahan kami masih belia. Istriku menolak tak memberi restu jika saya mesti merantau meninggalkan dia, terlebih saat itu sedang hamil 1 bulan (usia pernikahan kami saat itu sudah 3 bulan). Mungkin butuh waktu 1 bulan hanya untuk dapat restu.
“Kamu mau berangkat sama siapa?, Disana kamu mau tinggal dengan siapa?, Kamu mau berangkat butuh modal besar, memang kita ada uang?, Trus saya disini mau tinggal dimana?, Trus kamu tiba disana butuh berapa lama untuk bisa kerja?, Kamu mau kirimkan saya uang kapan?, Selama kamu tidak kerja siapa yang hidupi saya?, Trus utang di Bank bagaimana?”
Rentetan pertanyaan itu bak petir mengguncang pikiran tembus sampai ke jiwa. “Loh kok hidup berat sekali ya?” Pintaku dalam hati. Kepalaku tertunduk, rasa ngantuk hilang, selera makan jadi tak menentu. Berat memang, tapi mau gimana lagi? Harus dilalui.
“Ini Uang 1 juta kebutuhan mu selama saya belum kerja, ini uang 2 juta untuk bayar utang di Bank selama 2 bulan, yang sisa uang ini akan saya pakai untuk biaya perjalanan, butuh 1.5 juta untuk biaya kapal dll. 500 ribu sebagai biaya pengurusan berkas dan 1 juta sisa terakhir ini untuk biaya makanku selama berurusan kerja” pintaku pada Istri pasca semingguan ini keliling cari utang.
Saya masih ingat betul, 18 Maret 2022 ialah hari pertama kali saya menginjakkan kaki di tanah Maluku Utara. Sambutan paling pilu di saat itu, ternyata proses masukan lamaran masih pakai Nomor Antrian. Sialnya nomor antrian saya jatuh pada tanggal 8 April 2022 (menunggu selama 3 Minggu) hanya untuk masukan berkas.
Tak cukup sampai disitu, hingga Bulan Mei 2022 (1 bulan pasca masukan lamaran) Panggilan cinta dari HRD Pun tak kunjung datang. Artinya sudah terhitung 2 bulan saya meninggalkan istri dan belum juga dapat perkerjaan.
Sialnya, minggu pertama selama saya di Lelilef uang sudah habis. Waktu datang kesini saya tidak sendiri (ada teman), setelah tiba disini dia sakit dan harus pulang kampung. Dengan terpaksa sisa uang saya berikan ke Dia.
Bak menunggu waktu meledak, kepalaku terus digempur dengan rentetan masalah yang tak kunjung berhenti. Saya datang dengan modal Ijazah Sarjana Hukum. Naasnya pihak perusahaan tidak berani ambil resiko untuk merekrut saya mengingat lowongan yang tersedia tidak ada untuk Sarjana Hukum (alasan pihak Loket Kenapa saya lama dapat panggilan padahal saya masukan lamaran posisi GW).
Hari berganti tak ada kepastian, bertahan Salah, mau lanjut juga tidak ada kepastian. Mirisnya saya pernah makan nasi sisa tikus hanya demi melanjutkan hidup (mau gimana lagi?) Makan favorit nasi kecap. Untungnya sesekali teman saya yang sudah kerja, bawakan makanan perusahaan (bagi saya, sangat nikmat)đ.
Mengingat desakan istri untuk segera dapat kerja di tengah panggilan tak kunjung datang. Pasca 2 Minggu saya masukan berkas, tiap hari saya jalan kaki cari lowongan kerja (di kontraktor). Lantaran banyaknya lamaran yang sudah saya masukan, saya jadi lupa sudah berapa banyak. Seingatku Saya pernah masukan lamaran ke ; CPI, BAS, PRSESISI, HILCON, CSCEC, ANINDYA, TRI BAKTI. Sepertinya masih ada lagiđ . Sayangnya, Usaha itu NIHIL.
Malam tanggal 14 Mei 2022 pada Pukul 00.00 beban dipundaku rasanya sulit untuk saya pikul. Demi melepaskan penat saya coba jalan kaki di pinggiran pantai Lelilef (samping Bandara). Lelah berjalan kaki bolak-balik tak menentu, pikiran melayang-layang saya pun duduk. Saking beratnya saya rasa, saat itu lah saya Memaki Tuhan.
“Woeeee Tuhan, kenapa? Kenapa kamu tidak membantuku? Harus bagaimana lagi saya berusaha? Semua saya sudah lakukan, tapi kenapa?” Ringkasnya seperti itu saya Memaki, sebenarnya lebih kasar lagi, tapi saya malu jika harus diceritakanđ.
Lepas pulang dari pantai, sesegera ku langkahkan kakiku menuju kost sembari mataku tertuju pada layar hp. Tenyata sudah jam 03.00 dan lekas tidur (istrahat karena pagi saya mesti cari lowongan lagi). Tiba-tiba pintu kosku berbunyi ada yang ketuk pintu. Tak kuhiraukan, mengingat waktu masih terlalu pagi 06.00. makin lama suara ketukannya makin besar.
“Kamar 58 ini kamarnya orang baru yang Sarjana Hukum itu to?” Terdengar suara orang bertanya, mungkin orang yang telah mengetuk pintu tadi. Sontak saya bangun dan segera bukakan pintu.
“Ehh Bang Sunadi, ada apa bang” tanyaku. Bang Sunadi ialah orang yang pernah saya ketemu di salah satu warung di Lelilef. Ketemunya kebetulan, pas lagi nongkrong minum kopi. Bang Sunadi ialah SPV Di Salah Satu anak Perusahaan CSCEC.
“Eh siapa lagi namamu? Kamu sudah kerja?” Tanyanya padaku.
“Arif bang, anu saya belum kerja ini rencana mau cari lowongan lagi” jawabku.
“Bisa bawa mobil? Ada SIM Mobil?” Bang Sunadi kembali bertanya.
“Bisa bang” Jawabku sembari langkahku segera mengambil SIM yang selalu saya simpan dalam tas.
“Ini ada lowongan sopir LV, kamu mau ngga?” Tanyanya kembali.
Singkatnya hari itu saya langsung wawancara dan diterima kerja. Jarak kosku dengan kantor bang Sunadi lumayan dekat -/+ 300 meter. Pasca ditanya kapan bisa mulai kerja dan segera saya jawab biar sekarang mau. Sesegera mungkin saya disuruh ambil pakaian untuk tinggal di mess perusahaan.
Dalam perjalanan pulang itu saya lari tak karuan, air mataku mengalir tak beraturan. Beberapa orang yang melihat saya mungkin bingung dengan apa yang terjadi. Anehnya tak kupedulikan. Kabar bahagia itu segera kesampaian kan pada istri, air matanya pun juga tak mampu ditahannya.
Sebulan kerja, Tepatnya tanggal 14 Juni 2022 akhirnya Panggilan Cinta dari HRD PT. IWIP pun datang. 16/06/2022 ialah jadwal saya untuk MCU. Disisi lain saya bahagia, namun disisi yang lain ada kebimbangan saya harus ikut proses masuk PT. IWIP atau tidak.
Atas pertimbangan jangka panjang. Akhirnya tahapan Masuk PT. IWIP saya lalui dan bisa tergabung menjadi karyawan nya. Lebih tepatnya diposisi Training Fournice. Untuk beberapa orang di luar sana bagian ini bukan favorit justru banyak yang berharap tidak masuk di bagian ini atau mereka rata-rata tidak mau pakai baju biru.
Hanya itu tidak berlaku padaku. Bagi saya semua pekerjaan sama saja yang terpenting itu gajinyađ. Dan saya percaya jika kamu mencintai pekerjaan mu, seberat apapun itu pasti jadi ringan, pun sebaliknya.
Dan kini utang-utang bisa terbayar, walau belum semua namun syukurnya keadaan ekonomi keluarga sudah mulai membaik. Saya juga sudah bisa bersama istri sekarang. Dia ikut kesini.
Semoga terus seperti ini. Aminn đ¤˛
.
Terimakasih telah membaca kisah ini, sengaja saya tulis untuk kenangan dan siapa tau bisa jadi inspirasi bagi kawan-kawan di luar sana yang juga masih berjuang untuk jadi karyawan PT. IWIP.
BRAVOOOO….. !!!