Foto : Busri Taher, Korwil GERAM- CITA Taliabu
TIMURPOST.com, TALIABU — Isu tentang PT. Bintani Mega Indah (PT. BMI) kian menjadi perbincangan, pasalnya kehadiran perusahaan kini menjadi memantik banyak pertanyaan, bagaimana tidak transparansi dari pihak perusahaan dianggap nihil, baik soal CSR maupun terkait dampak lingkungan kedepan ketika perusahaan sudah berproduksi besar-besaran.
Menanggapi pernyataan atau opini yang di sampaikan oleh KTT PT BMI. Herdiyanto pada salah satu media online tanggal 7 Oktober 2021, terkait dengan klarifikasi pernyataan Kordinator Wilayah Taliabu Gerakan Masyarakat Cinta Kampung (GERAM- CITA).
Kemudian direspon oleh Korwil GERAM- CITA Taliabu, saudara Busri Taher, ia mengatakan bahwa “setidaknya saya membagi lima poin penting dari pernyatan KTT PT. BMI, dan seandainya kalau benar perlu kita uji keabsahannya jangan sampai Cuma “bohong” belaka”.
Lanjut Bus Lagi, “mengapa saya katakan demikian, karena jelas saya orang lapangan jadi saya tau apa yang terjadi di lapangan dan saya bisa pertanggung jawabkan semua pernyataan saya”
Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan “Pertama, terkait poin satu pernyataan PT. BMI bahwa sudah dua kali melakukan sosialisasi dengan masyarakat Desa Todoli, bagi kami ini adalah sebuah kekeliruan yang sengaja dinyatakan oleh KTT. Mengapa dimikian, sebab rapat umum bersama masyarakat Desa Todoli hanya terjadi sekali dengan konten rapat meminta persetujuan masyarakat untuk mengambil titik sampel pelabuhan apakah layak di Todoli atau tidak, bukan soal persetujuan terkait dibangunnya pelabuhan. Sedangkan salah satu rapat yang dimaksud PT. BMI tidak ada, cuma memang pernah ada pertemuan tapi bukan dengan masyarakat umum waktu itu di rumah Kades Todoli tanggal 18 Oktober 2020 yang dimana hari itu beberapa orang di panggil di rumah Kades karena hari itu masyarakat demo untuk mecabut alat pengukur pasang surut laut karena dianggap tambang masuk tanpa sosialisasi”. Tegas Lelaki yang biasa disapa kafamena
“Kedua, tentang rapat atau sosialisasi 28 maret 2021 bahwa rapat itu adalah meminta persetujuan keamanan kepada masyarakat untuk pembangunan pelabuhan PT. BMI dan mendapatkan dukungan masyarakat dan dukungan Tenaga kerja dan lainnya untuk kelancaran PT BMI, adalah sebuah “kebongan publik”, perlu diketahui bahwa rapat saat itu saya juga ikut hadir dan waktu rapat itu tidak membahas tentang setuju tidak setuju dibangun pelabuhan di Desa Todoli tapi cuma persetujuan terkait pengambilan sampel apakah layak di Todoli sebagai pelabuhan atau tidak. Kami punya bukti pertemuan saat itu.” Tuturnya
“Ketiga, mengenai pernyataan bahwa masyarakat setuju PT. BMI membuat pelabuhan di Desa Todoli, pada rapat 28 Maret yang disampaikan oleh KTT BMI adalah kebohongan dan penyesatan opini. Sebab saat rapat itu belum ada keputusan apa-apa terkait persetujuan pembangunan pelabuhan oleh masyarakat”. Kesal Busri
“Keempat, mengenai tenaga kerja bahwa sekitar 200 orang tenga kerja di PT. BMI yang paling banyak adalah masyarakat Todoli, itu juga patut diragukan karena hasil telusuran saya mendapatkan fakta bahwa tenaga kerja dari desa Todoli saat ini yang yang bekrja baik kariawan kontrak maupun harian di PT. BMI, kurang lebih 30 orang. ucap bus lagi
Kelima, soal bantuan untuk mesjid Asyafaat Desa Todoli yang katanya sudah disalurkan bantuan 129 juta dalam empat tahap itu juga tidak jelas, karena hasil komunikasi saya dalam rangka mengkonfirmasi ke salah satu panitia pembangunan mesjid Asyafaat, didapatkan keterangan bahwa belum pernah ada sama sekali bantuan seperti yang disebutkan KTT BMI sampai ke tangan kami.
Jadi, saya atas nama Korwil GERAM-CITA Taliabu menilai bahwa apa yang disampaikan PT. BMI melalui KTT itu tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Bahkan saya berani mengajak debat terbuka dan disaksikan masyarakat umum terkait pernyataan-pernyataanya saya. Ungkap Korwil GERAM-CITA.
#tp/Syahdan













Katanya mau aksi ? Mana ? Tarada pendukung kah ? Pece saja