TIMURPOST.com, JAKARTA – Wacana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pekan depan yang di sampaikan oleh kementrian kordinator bidang kemaritiman dan investasi, Luhut Binsar panjaitan.
Betran Sulani, kepada media ini mengatakan, menurut hemat saya langkah yang di ambil kuranglah tepat dengan kondisi ekonomi masyarakat yang belum stabil akibat pandemi dari tahun 2020 hingga hari ini. Minggu, (21/08/2022).
“Jika langkah atau kebijakan tersebut di ambil, maka masyarakat ekonomi menengah akan terganggu dan hal ini sangatlah tidak menguntungkan. Pemerintah seharusnya menjadi resolusi di tengah situasi ekonomi masyarakat sedang melemah, bukannya membebani masyarakat dengan kebijakan tersebut,” Kata Betran.
Lanjut Betran, Demonstrasi beberapa bulan lalu menolak kenaikan BBM dari mahasiswa dan juga elemen masyarakat. Seharusnya menjadi pijakan pemerintah dalam mengambil kebijakan secara bijaksana.
“Kenaikan BBM tidak terlepas dari pemindahan ibu kota baru (IKN) semuanya saling berhubungan, setelah adanya kebijakan pimindahan ibu kota Nusantara banyak problem mendasar yang timbul dari segala aspek, yakni kenaikan PPN 1%, kenaikan bahan baku, hingga kenaikan BMM dan lain-lain,” Pungkasnya.
Menurut Betran, IKN bukanlah keinginan masyarakat dan bukan juga solusi, melainkan menimbulkan efek domino yang sangat merugikan masyarakat akar rumput. Urgensi hari ini adalah pemulihan ekonomi nasional bukan IKN.
“Pemerintah harus lebih serius dalam menangani masalah yang ada, jangan sampai salah mengambil langkah dan mengorbankan masyarakat akar rumput,” Tegasnya.
Maka di kesempatan kali ini, saya mengajak kepada mahasiswa dan seluruh elemen gerakan rakyat untuk mengkonsolidasikan dan membangun gerakan persatuan. “Karna demostrasi adalah strategi politik terakhir ketika suara masyarakat tidak di pertimbangkan dan masyarakat menjadi objek penindasan serta penghisapan,” Tutup Betran yang juga Formatur BEM Fakultas Hukum Universitas Bung Karno.
#tp/Ghun