Keluhan Guru Tua SDN 32 Soal pembiayaan Sarana Prasarana Sekolah: Kepsek SDN 32 Hilangkan BOS dan BOSDA

Berita, Pendidikan70 Dilihat

POSTTIMUR.COM.TERNATE- Sejumlah Guru Tua Sekolah Dasar Negeri 32 Kota Ternate Mengeluh persoalan fasilitas dan sarana prasarana Sekolah.

Keluhan ini datang dari keempat guru tua yang merasa diperlakukan tidak seharusnya, Memilih untuk menyampaikan kepada pemerintah soal manajemen kepala sekolah yang kesannya sepihak.

“Torang samua heran dengan pembiayaan yang diterima Sekolah Dasar Negeri 32 berupa Bantuan Operasional Sekolah yang sangat banyak, berdasarkan dapodik yang dimiliki SDN 32 sebanyak 300 lebih, peserta didik dan Pendidik. Terus fasilitas dan Sarana Prasarana tidak pernah diperhatikan kepala sekolah, yang mana menimbulkan kecurigaan terhadap kepala sekolah telah menghilangkan Bantuan Operasional Sekolah dan Bantuan Operasional Daerah, ini ditandai bahwa kepada sekolah  tidak pernah membuat Rapat bersama guru maupun Tim Bos Sekolah” Cetus Guru Tua dengan insial (Hid).

“Guru tua, insial (Hid) bercerita, mengenai salah management kepala sekolah SDN 32 Sarifa Djumati dalam mengatur pengelolaan pembiayaan sekolah cacat secara prosedur lihat: Petunjuk Teknis (juknis Bos), dana Bantuan Sekolah yang seharusnya dilaporkan kepada tim Bos Sekolah, dan setidaknya-tidaknya Guru pun bisa mengetahui berapa nominal dan apa yang dibutuhkan dan diperlukan untuk kebutuhan sekolah” jelasnya.

“Kemudian lanjut (Hid). Saya khawatirkan pembiayaan sekolah yang justru dipakai untuk pembiayaan sekolah, malah digunakan untuk kepentingan pribadi, sebab saya semasa jadi guru sendiri dan pengabdian saya tidak pernah kepala sekolah sarifa terbuka dan transparan terkait dengan BOS maupun BOSDA” katanya saat bercerita keluh kesahnya.

Guru Tua yang lainya, dengan insial (AM). Keluhnya, dengan faktor ketidak seriusan kepala sekolah SDN 32 Sarifa Djumati membuat kami tidak mengetahui porsi kami, selain menjadi Guru, dan ketiadaan rapat menjadi keluhan yang sama untuk Guru Tua disini, paling tidak kami juga harus terlibat dalam informasi-informasi penting mengetahui urusan sarana prasarana, ketidak adanya rapat membuat kami tidak mengetahui jalur koordinasi mana tugas kami dan apa harus kami lakukan” terangnya Guru Tua.

“Am, mencontohkan jika saya adalah guru Olahraga, maka untuk keperluan ekstrakulikuler paling saya harus tahu, dan  menyampaikan apa-apa saja yang perlukan untuk pengadaan alat peraga sekolah untuk olahraga” jelasnya.

“Sementara, guru dengan insial (AM) dengan keluhan yang berbeda dimana ia menyebutkan tenaga pengajar (Guru) harus  dibuat nyaman dalam proses belajar mengajar. Tetapi faktanya terbalik, dana  operasional sekolah yang terbilang cukup besar nilainya, tidak bisa mengadakan pendinginan ruang sekolah, jadi kami yang mengajar 5-6 jam merasakan kepanasan bersama siswa di kelas, ini juga disebabkan kepala sekolah Sarifa Djumati menutupi lubang tembok angin sekolah, akhirnya udara yang seharunya masuk, kini sudah tidak ada lagi udara, jadi imbasnya kepada guru yang mengajar dan anak-anak” pintanya.

Foto: Bantuan Operasional Sekolah SDN 32 yang terbilang Cukup Besar, tidak dapat mengurusi sisi gedung sekolah dan platfon sekolah, terpantau awak media.

Guru (AM) mengatakan, bahwa dalam urusan organisasi selalu ada ruang kebebasan atasan bersama bawahan, yang saling berbagai dan berpendapat dalam forum rapat para guru, tetapi justru hal tidak pernah dilaksanakan, kepala sekolah sedikit-sedikit hanya mengurusi kantin dan hanya membiayai barang jualan kantin, dan membiarkan terbengkalainya WC guru dan plafon tidak layak lagi digunakan.

“Sementara Guru Tua selanjutnya, dengan inisial (AD) menceritakan bahwa bagimana bisa RKAS Sekolah SDN 32 selalu di terima oleh dinas pendidikan? Tanyanya. Sementara pembiayaan Rehab,ringan,sedang,berat, belanja ATK, KLS, baik Anggaran yang sifatnya nonpersonalia dan alat lainya tak kunjung kami lihat bentuknya itu, sementara setiap tahunya laporan diterima? Mana bentuknya. Dan ini artinya kepala sekolah hilangkan BOS dan BOSDA dari sepengatahuan kamu Para Guru” tanyanya dua kali dalam cerita singkatnya saat ditemui di maulid Nabi Muhammad Saw di salah satu kelurahan.

“(AD) Justru bertanya-tanya apakah jangan-jangan, ia kepala sekolah SDN 32 dan Bendahara membuat manipulasi kuitansinya belanja barang (Toko), sebab kalau ada barang yang dibelanjakan paling tidak kami akan tahu keberadaan barangnya di sekolah sini” akunya.

Foto: Salah satu Kantin di dalam lingkungan Sekolah SDN 32 Kalumata, diduga kuat belanja barang jualan dan satu buah Kas Jualan menggunakan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Operasional Daerah (BOSDA)

Terpisah, Sarifa Djumati Selalu kepala sekolah SDN 32 Kalumata saat di wawancarai di depan Kantor sekolah, tidak mau menjawab apa-apa, malah sebut itu Masalah saya di sekolah, Senin.(30/9/24).

“Maaf ee, kalau BOS dan BOSDA itu saya tidak (tra) bisa jawab. Dan itu saya pe masalah di sekolah, itu juga bukan urusan Bapak” singkatnya.

Sementara keempat Guru tua yang tidak mau identitas mereka disebut dalam berita ini. Berharap ada sikap tegas dari pemerintah kota Ternate, dan pemangku kebijakan pada satuan pendidikan, Agar bisa mengevalusi kepala sekolah dan Guru-guru SDN 32, dengan begitu kami dapat secara langsung menyampaikan keluhan kami kepada pemangku kebijakan dan Pemerintah Kota Ternate.

Editor: uuu

Reporter: uuu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *