Oleh : A.buabes
Penulis Adalah Pecinta Literasi
Komunitas Akal Sehat atau disingkat dengan nama Komunas akan mengadakan diskusi terbuka dengan Tema “Transformasi Pendidikan Menuju masyarakat Industri 4.0” bertempat di Literasi Komunas, kampus STKIP Kie Raha Ternate.
Kegiatan yang direncanakan oleh teman-teman Komunas itu akan dilaksanakan pada hari rabu esok , tanggal 16 Februari 2022. Kegiatan ini di dukung oleh beberapa lembaga kampus antara lain Kampus STKIP Kie Raha Ternate dan Kampus As-Sidiq Kie Raha Maluku Utara.
Walaupun diskusi ini berlangsung di lokasi kampus STKIP Kie Raha Ternate akan tetapi tidak menutupi kemungkinan untuk teman-teman mahasiswa dari kampus-kampus lainnya bisa hadir dan mengikuti dialog tersebut guna mengikuti materi dialog yang sebentar hari lagi dilaksanakan.
Diskusi terbuka dengan tema “Transformasi Pendidikan Menuju masyarakat Industri 4.0” akan dihadiri beberapa orang narasumber Akademisi yakni Dr. Ermin S.Pd, M.Pd (Ketua Program Studi Biologi) sebagai narasumber pertama dan Dr. Masayu Gay S.Pd, M.Pd (Akademisi STKIP Kie Raha Ternate) sebagai narasumber ke dua.
Kegiatan dialog tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan sumber daya manusia yang ada, terlebih khususnya di kalangan para mahasiswa agar bisa menserap informasi-informasi terbaru yang terkait dengan perkembangan pendidikan di era sekarang ini yang ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IT).
Anggota Komunas menelah soal itu dari hasil diskusi-diskusi yang mereka dibangun bersama teman-teman mahasiswa dan beberapa dosen mereka yang masih peka terhadap perkembangan intelektual kampus, sehingga kebanyakan dari mereka merasa resah terhadap zaman yang serba canggih pada era revolusi industry 4.0 ini, karena bagi mereka sebagian besar kita belum siap menerima kemajuan itu khususnya di Indonesia yang berbeda dengan negara-negara maju di luar sana.
Persoalan yang timbul dalam benak teman-teman Komunas ini bukanlah masalah baru melainkan masalah lama yang perlu di angkat dan didiskusikan kembali oleh para mahasiswa di kampus-kampus yang ada, selain dari tujuan meningkatkan pemahaman teman-teman mahasiswa juga menghidupkan kembali diskursus ilmiah di lingkungan perkampusan.
Komunas sangat berterima kasih terhadap kampus STKIP Kie Raha Ternate karena masih memberikan kesempatan untuk komunas melaksanakan dialog terbuka di lingkungan kampus. Sebagian besar kita sadari betul bahwasannya untuk dinamika kampus saat ini bukan lagi berada di era orde baru, tapi bukan berarti sistem kampus telah berubah menjadi baru, tidak, kampus tetap pada sistem lama yang suka menekan mahasiswa saat melakukan aksi di lingkungan kampus.
Namun hal itu tidak pada kampus STKIP Kie Raha Ternate karena realitasnya pihak kampus bahkan mengapresiasi kegiatan yang akan dilakukan oleh mahasiswa khususnya mahasiswa yang ada pada kampus STKIP. Kegiatan dialog ini bukan hanya kali ini saja yang diberi izin oleh kampus STKIP bahkan sudah beberapa kali Komunas melakukan aksinya di lingkungan kampus tersebut dan mendapatkan respon yang positif dari kampus, dan diijinkan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan diskusi dan lain-lain. Ada beberapa hal yang perlu disampaikan melalui dari tulisan ini, untuk kampus yang sering menekan mahasiswa dalam aksi-aksi mereka yang berupa apa saja, seharusnya kampus merespon hal itu dengan positif, karena apa yang di lakukan mahasiswa tersebut berupa dialog, diskusi, dan lainnya yang menyangkut dengan perkembangan pengetahuan mereka kampus harus menerima itu sebagai penguatan basis intelektual kampus, dan bahkan kampus pastinya mendapatkan respon yang positif pula dari kalangan masyarakat luas, karena telah berhasil melahirkan generasi-generasi intelektual yang kritis.
Pasalnya jika mahasiwa takut dan tidak lagi membangun diskusi-diskusi kritis di kampus maka siapa lagi yang akan diharapkan kedepan hari menyelasikan berbagai persoalan yang tengah terjadi di bangsa ini? Eko Prasetyo dalam bukunya Bangkitlah Gerakan Mahasiswa, mengutip pemikiran dari Thomas Hobbes yakni “manusia di tentukan oleh emosinya bukan akal budinya” manusia bisa dikendalikan dan di atur asalakn dibuat dirinya untuk terus merasa takut. Maka kampus saat ini bagi Eko Prasetyo bukan lagi menjadi tempat menimbah ilmu pengetahuan melainkan tempat pemakaman ide-ide kritis, karena ketakutan kampus saat ini adalah merawat akal sehat.
Sekian dari tulisan ini walaupun banyak penjelasan yang tidak mengarah pada tema kegiatan akan tetapi apa yang telah di tulis di atas ini merupakan sebuah apresiasi terhadap Komunitas Akal Sehat (Komunas) yang masih terus semangat merawat pemikiran yang sehat di lingkungan kampus. Sesuai dengan tujuan awal berdidinya komunitas Komunas adalah “membangkitkan semangat berliterasi di kalngan para mahasiswa” dengan tujuan ini komunas terus berusaha untuk mengajak teman-teman mahasiswa agar berjuang dengan cara berliterasi. Sekian.